Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Komunitas Ruang Migran (Rumi) berkampanye melalui film dokumenter. Film pendek berjudul Pilihan ini ditawarkan sebagai Dukungan Orientasi Pra Keberangkatan (OPP) bagi calon pekerja migran Indonesia (PMI).

Film pendek bertajuk Pemilu ini bisa menjadi jawaban pemerintah dalam membimbing para migran Indonesia di berbagai negara.

“Film ini menyajikan pilihan-pilihan yang dimiliki para migran dengan segala konsekuensinya terhadap kehidupan mereka, jadi ini adalah studi yang bagus,” kata Noor Huda, seorang aktivis dan pembuat film dokumenter yang saat ini menjadi peneliti di Nanyang Technological University di Singapura.

Menurut Noor Huda, pendiri Ruang Migran, penggunaan media film dokumenter sebagai saluran pembelajaran relevan di era digital saat ini.

“Dokumenter memberikan efek pembelajaran yang realistis karena didasarkan pada pengalaman nyata para aktornya,” kata Noor.

Tayang Perdana Film pada Jumat (19/4/2024) @America Jakarta, Pacific Place Mall Jakarta.

Acara dibuka oleh keynote speaker Benny Ramdani, Kepala BP2MI, dan Andika Krisnayudhanto, Wakil Direktur Kerja Sama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia.

Beberapa pembantu yang terlibat dalam pemutaran film tersebut antara lain Noor Huda Ismail (pendiri PT Kreasi Prasasti Damai), Ani Ema Susanti (Suara Percaya Diri eks PMI) dan Listovati (Suara Percaya Diri Pahlawan Pilihan Film).

Ani Ema Susanti, juga sutradara, membeberkan kisah inspiratif di balik pembuatan film ini.

Pengalaman Ani Ema sebagai manajer audiovisual di Rouangobrol mengenalkannya pada individu-individu yang terlibat dalam jaringan teroris dan migran yang terjebak dalam eksploitasi.

Melalui lensa yang ia hadirkan, ia menyaksikan transformasi orang-orang ini dari radikalisasi menjadi agen perdamaian.

Pemenang Piala Citra 2011 ini mengatakan, tujuan pembuatan film tersebut adalah untuk memperkuat suara migran dan memerangi eksploitasi.

Film tersebut bercerita tentang Listowati dan Masitoh, dua PMI di Singapura. Lendiowati, seorang pendatang asal Sendangkulon, berjuang menghadapi kenyataan pahit dalam pernikahan.

Impiannya akan kehidupan yang baik hancur karena kekejaman suaminya, dia frustasi dan menginginkan tujuan hidup. Perjalanannya berubah drastis ketika ia menghadapi kekejaman di Timur Tengah.

Terkejut dengan penderitaan anak-anak tak berdosa, Listovati memaksakan diri untuk bertindak.

Namun pencariannya akan makna sebenarnya membawanya ke jalan berbahaya hingga batasnya, yang berujung pada penangkapannya oleh polisi.

Kisah kedua mengikuti seorang migran Indonesia di Singapura, Masitoh, yang memulai perjalanan penemuan jati diri dan pemberdayaan. Melalui kerja keras dan tekad, Masitoh memulai perjalanan menuju pendidikan dan kewirausahaan.

Perjalanannya berubah ketika ia menemukan kekuatan belanja online.

Dengan semangat baru dalam pemasaran internet, Masitoh mencari kemandirian finansial untuk dirinya dan komunitasnya.

Film dokumenter ini juga menghadirkan kisah sutradara Ani Ema, mantan PMI yang menjadi aktivis, namun juga seorang sineas ulung.

Dalam film pemilu tersebut, ia mengungkap kisah inspiratif di balik terciptanya Ruangmigran.id atau Rumi, sebuah komunitas online yang didedikasikan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi para migran.

Perjalanan Annie Emma dari PMI hingga pengacara memberikan wawasan mengenai perjuangan dan tantangan yang dihadapi jutaan orang di seluruh dunia.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *