JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Pasangan penyanyi Rizky Febian dan Mahalini Raharja akan menikah pada 8 Mei 2024. Pasangan ini akan menikah di kampung halaman Mahalini, Bali.

Pelayanan Banjar Aseman Kawan, Gede Hardi Raharja mengatakan Mahalini akan menggunakan adat Bali untuk pernikahannya dengan Rizky Febian.

Di Bali, pernikahan dirayakan dengan penuh kegembiraan dan biasanya berlangsung selama tiga hari. Gaun pengantinnya penuh warna dan emas, simbol kegembiraan dan perayaan.

Benang emas pada baju pengantin merupakan bagian dari Payas Agung yang artinya “hebat”. Pernikahan adat Bali mempunyai ciri khas yang berbeda dengan pernikahan adat lainnya. Berikut akad nikah Bali yang akan diresmikan oleh Rizky Febian dan Mahalini.

1. Pilih hari yang baik Keluarga mempelai pria datang untuk melangsungkan pernikahan, atau biasa disebut di Bali “Memadic” atau “Ndidi”, dan kedua keluarga berangkat untuk memilih waktu yang tepat untuk merayakan pernikahan.

Hari sempurna yang Anda cari adalah hari sempurna untuk keseluruhan acara. Misalnya saja hari baik bagi calon pengantin, lamaran, padik, gendong calon pengantin, dan sebagainya.

Masyarakat Bali sangat religius, percaya bahwa hari pernikahan yang baik akan membawa hubungan yang baik di kemudian hari. Setelah hari terbaik telah disepakati, yaitu hari dimana kedua mempelai akan dijemput dan diantar ke rumah mempelai pria, maka pihak keluarga akan menyiapkan bingkisan pernikahan.

2. Ngekeb Mirip dengan upacara Siraman dalam tradisi Jawa, pernikahan Bali juga memiliki tradisi ini. Bedanya, sebelum mandi, calon pengantin mencuci rambut dengan cara membentangkan kain yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga prarangipani, pintalan beras, dan air rumput.

Persiapan ini merupakan salah satu cara menyambut pernikahan keesokan harinya. Selain persiapan fisik, Anda juga harus mempersiapkan mental dan batin dengan banyak berdoa agar membawa sukacita dan rahmat kepada Tuhan.

Pada saat upacara Ngekep, kedua mempelai dilarang keluar kamar mulai siang hari hingga keluarga mempelai pria datang menjemput.

Tujuannya adalah untuk mempersiapkan para calon pengantin sejak dini untuk menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga dengan cara memanjatkan shalawat kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memperoleh anak yang baik sebagai anugerah di kemudian hari.

3. Mungka Rawang (Pembukaan Pintu) Sedikit mirip dengan upacara pembukaan pintu dalam bahasa Sunda, namun perbedaannya terletak pada siapa yang mengetuk pintu. Dalam tradisi Sunda, pengantin pria mengetuk pintu kamar pengantin wanita. Namun dalam tradisi Bali ada seorang utusan bernama mungkah Lawang yang bertugas mengetuk pintu kamar pengantin wanita sebanyak tiga kali.

Kedatangan mempelai pria juga dirayakan dengan nyanyian dan syair yang dilantunkan oleh utusan (malat) mempelai pria. Puisi ini tentang kehadiran mempelai pria untuk menyambut mempelai wanita. Kemudian ada lagu tanggapan yang dinyanyikan oleh pihak perempuan yang menyatakan siap mengambil pengantin.

Setelah mendapat lampu hijau, pengantin pria membukakan pintu setelah dipersilakan oleh keluarga pihak wanita. Kedua mempelai digendong dengan tandu untuk langsung menuju ke rumah mempelai pria tanpa orang tua mempelai wanita, namun seorang utusan ditunjuk untuk mengawasi upacara pernikahan tersebut.

5. Medagang-daganganMedagang-dagangan adalah kumpulan perbincangan dagang yang diadakan pada pesta pernikahan Bali. Dengan cara ini, pengantin wanita duduk di atas sabut kelapa dan pengantin pria berbelanja.

Setelah transaksi selesai, mempelai pria menggunakan kerisnya untuk merobek tikeh yang dipegang mempelai wanita. Setelahnya, keduanya meminum tiga jenis obat kemandulan, memotong benang yang diikatkan pada dua dahan pohon Dadap, dan mandi.

6. Pernikahan Mekala Kala Adat Bali, termasuk pernikahan Islam atau agama lain, melibatkan proses yang dikenal dengan upacara Mekala Kala, Saksi Bhuta atau Saksi Pertiwi. Tata cara melakukannya adalah dengan membakar tetimpug di atas tungku batu bata sambil kedua mempelai duduk.

Tetimpug adalah tiga batang bambu yang diikat menjadi satu, tujuannya untuk membuat benteng pelindung untuk mencegah resiko bhuta kala yang dapat mengganggu kehidupan setelah menikah.

7. Metegentegenan dan Waterunsunan Pengantin pria memegang Metegentegenan, dan pengantin wanita memegang Waterunsunan. Keduanya berjalan mengelilingi api tujuh kali berturut-turut.

Kedua mempelai mengikat diri mereka dengan ikat pinggang, mempelai pria berada di depan dan mempelai wanita berada di belakang. Mereka melakukan tujuh tahapan Saptapadi yang masing-masing disertai dengan ikrar pernikahan dalam bahasa Sansekerta.

8. Majauman : Kunjungan resmi ke rumah mempelai wanita setelah acara pernikahan adat Bali. Kata jaum berasal dari jarum, yang menggambarkan peran jarum dalam merajut dan menyatukan dua keluarga setelah bertengkar.

Tujuan dari Mazauman adalah untuk menginformasikan kepada guru dan orang tua tentang pernikahan tersebut dan meminta perlindungan mereka untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

9. Natab Pawetonan adalah ritual di samping tempat tidur dimana pengantin pria mempersembahkan barang-barang berharga seperti perhiasan dan pakaian kepada ibu pengantin wanita.

Benda-benda berharga ini melambangkan ‘pengganti ASI’ dan menunjukkan harapan akan peran seorang ibu dalam mendidik, membesarkan dan melindungi anak-anaknya untuk diwariskan kepada suaminya setelah menikah.

10. Sumbangan adalah cara pemberian tataran, yaitu cara seorang ibu memberikan perhiasan atau pakaian keagamaan kepada putrinya.

Amalan ini melambangkan harapan agar anak selalu mengingat jasa-jasa ibu yang membesarkannya, dan pakaian keagamaan merupakan tanda harapan agar anak tetap beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

11. Mejayajaya Inilah daftar akhir peristiwa yang terjadi setelah menjadi pasangan, menunjukkan harapan untuk mendapat perlakuan dan bimbingan yang baik dari Sangha Pramesti Guru.

Usai upacara Jasayajaya, pasangan tidak boleh keluar rumah selama tiga hari berturut-turut untuk menunaikan kewajiban sebagai suami istri. Hal ini memerlukan perkembangan hubungan perkawinan, dan suami harus lebih banyak menasihati istrinya dan menghormati keluarganya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *