Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Deputi Direktur Pembangunan Kantor Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Tri Dewi Virgiyanti menyatakan Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua (RIPPP) 2022-2041 berpotensi meningkatkan kesejahteraan di Papua. Papua selama dua dekade mendatang.

“Visi RIPPP adalah mewujudkan Papua merdeka, adil, dan sejahtera. Misinya meliputi Papua sehat, cerdas, dan produktif,” kata Terry Dewey di Jakarta, Sabtu (8/6/2024).

Ia menambahkan, meski terdapat beberapa tantangan pembangunan, RIPPP dapat menjadi batu loncatan untuk mempercepat pembangunan di masa depan. Didukung sistem informasi, masterplan ini akan mendukung pembangunan Papua menuju visi Indonesia Emas 2045.

Menurut Tri Dewi, untuk mewujudkan Papua sehat diperlukan pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas, serta penerapan budaya hidup sehat di masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan pada tahun 2041 prevalensi gagap turun di bawah 10 persen, angka harapan hidup meningkat dan seluruh provinsi/kota mencapai eliminasi malaria.

Selain itu, layanan pendidikan yang berkualitas juga penting untuk menciptakan manusia unggul, kreatif, inovatif, berkarakter, mampu bersinergi, menuju Papua cerdas. Harapannya pada tahun 2041 rata-rata lama sekolah di Papua mencapai 14,59-16,61 tahun.

Untuk menuju Papua produktif, diperlukan peningkatan kapasitas, kreativitas dan inovasi serta pengembangan potensi ekonomi lokal yang berdaya saing. Pada tahun 2041, angka kemiskinan dan pengangguran terbuka diharapkan turun masing-masing menjadi 2,82-5,81 persen dan 1,73-4,11 persen.

Lebih lanjut, Otto Ihalauw, anggota Kelompok Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Provinsi Barat Daya Papua menyatakan, RIPPP harus diwaspadai dan dilaksanakan. Hal ini menjadi tantangan mengingat masih ada masyarakat yang skeptis.

“Misi kami menyelaraskan RIPPP di tingkat daerah melalui musrenbang. Namun dalam musrenbang seringkali masyarakat merasa kecewa karena pelaksanaan dan anggarannya sering tidak sesuai harapan,” imbuhnya.

Salah satu tantangan yang masih terus ada adalah ketimpangan antar wilayah. Bepanas memastikan permasalahan ini menjadi perhatian sentral dalam kebijakan dan strategi pembangunan yang sejalan dengan komitmen peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *