Sleman, prestasikaryamandiri.co.id – Ribuan warga Dukukh Podok Wonolelo, Widodomartani, Nigamplak, Seleman, Yogyakarta siap memperjuangkan pembagian 2 ton minyak pada acara Saparan dan Karnaval Pusaka Ki Ageng Wonolelo. Warga saling menelepon untuk meminta pembagian jambul yang dibagikan oleh pendeta desa dari puncak menara di kuburan.
Acara Saparan dan Karnaval Pusaka Ki Ageng Wonolelo diawali dengan upacara adat dan pertunjukan tari di halaman Masjid Ki Ageng Wonolelo. Kirab pusaka diikuti oleh beberapa tokoh masyarakat yang menaiki kereta emas, serta puluhan ulama dan puluhan prajurit brigade yang membawa beberapa bendera Ki Ageng Wonolelo.
Para ulama dan warga yang sampai di kuburan mengadakan Tahil dan berdoa, kemudian Gunung Apem terbelah.
“Mengingat dan mendoakan kesuksesan Ki Ageng Wonolelo sebagai pendiri Podok Wonolelo Khamul,” kata Ketua Panitia Lomba Ki Ageng Wonolelo Cavit Sudyono kepada prestasikaryamandiri.co.id, Jumat (16/8/2024).
Saparan diadakan setiap tahun pada bulan Safar atau bulan kedua kalender Islam, selama kurang lebih 14 hari. Acara ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas anugerah Tuhan berupa kebahagiaan, kesehatan, keselamatan dan kedamaian, serta wujud permohonan ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Senang banget, diberkati meski depresi,” kata Annie, warga Pondok Wonolelo.
Saparan Wonolelo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Tradisi, Upacara dan Perayaan Masyarakat (WBTB) sejak tahun 2018.