Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Ribuan pelayat berkumpul di Uganda pada Sabtu (14/9/2024) untuk memberikan penghormatan terakhir kepada juara Olimpiade Rebecca Cheptige, yang dibakar hingga tewas oleh pasangannya di Kenya pekan lalu Pemakaman militer berlangsung di sebuah desa terpencil dekat perbatasan Kenya, AP melaporkan.
Sebagai sersan di tentara Uganda, Cheptige menerima penghargaan militer penuh, termasuk penghargaan seremonial. Upacara pemakaman tersebut dihadiri oleh para atlet, keluarga, dan ribuan warga yang berkumpul di lapangan olah raga Kecamatan Bakwah. Pidato emosional disampaikan untuk mengenang Cheptigi.
Cheptige, 33, dimakamkan pada Sabtu malam. Dia dibakar hingga 80% oleh Dixon Ndema di rumahnya di wilayah Trans-Nzoia Kenya pada tanggal 3 September setelah gas digunakan padanya. Menurut tokoh suku setempat, kejadian tersebut disebabkan oleh sengketa kepemilikan tanah Chepetigi di Kenya.
Serangan mengerikan ini mengejutkan banyak orang dan mendorong seruan untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi perempuan di Afrika Timur yang rentan terhadap eksploitasi dan pelecehan.
Jenazah Cheptigi dikembalikan ke Uganda pada Jumat (13/9/2024) dalam prosesi pemakaman menyusul puluhan aktivis di kota Eldoret, Kenya barat, yang menyerukan diakhirinya kekerasan terhadap atlet. Pelari Uganda Rebecca Cheptige. – (AP/AP)
Cheptige menjadi atlet putri keempat yang dibunuh oleh pasangannya di Kenya dalam beberapa tahun terakhir. Banyak atlet Uganda memilih berlatih di Kenya karena fasilitas olahraganya yang sangat baik. Beberapa pelari terbaik di kawasan ini berlatih di pusat pelatihan di Dataran Tinggi Barat Kenya.
Cheptigi berkompetisi di maraton putri di Olimpiade Paris dan finis di urutan ke-44 hanya sebulan sebelum serangan itu. Dia telah mewakili Uganda di beberapa kompetisi lainnya.