Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak boleh dibiarkan dengan alasan apapun dan korban harus berani mengambil keputusan. Begitulah pesan yang disampaikan film terbaru Blake Lively, It Ends With Us (2024), yang akan tayang di bioskop Tanah Air mulai Jumat (16/8/2024).
Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Colleen Hoover, It Ends With Us menawarkan kisah romansa rumit di balik hubungan yang penuh konflik dan trauma masa lalu. Disutradarai dan dibintangi oleh Justin Baldoni, film berdurasi 130 menit ini mengajak penonton menyaksikan perjalanan hidup seorang wanita yang berusaha menghadapi bayang-bayang masa lalu yang menghantuinya dalam upayanya menemukan cinta sejati.
Cerita dimulai dengan Lily Bloom (Blake Lively) menghadiri pemakaman ayahnya. Ia kesulitan menemukan kata-kata perpisahan yang tepat akibat trauma masa lalu di keluarganya. Lily kemudian membuka toko bunga di Boston dan mencoba memulai hidup baru dan meninggalkan masa lalunya yang brutal.
Kehidupan Lily berubah saat dia bertemu dengan ahli bedah saraf Ryle Kincaid (Justin Baldoni). Ryle digambarkan sebagai sosok yang cerdas, namun di balik pesonanya terdapat sisi gelap yang mengingatkan Lily akan kekerasan yang dialaminya semasa kecil.
Kisah Lily semakin rumit dengan hadirnya cinta masa lalunya, Atlas (Brandon Sklenar). Sikap Lily yang terkesan sulit ditentukan karena terkena trauma mendalam menjadi bumbu yang membuat penonton tak sabar menantikan akhir film.
Blake Lively berhasil memerankan karakter Lily dengan sangat kuat. Ia mampu memerankan sosok wanita yang penuh luka batin namun tetap berusaha optimis. Penampilan Lively sangat memesona, apalagi pada adegan dimana ia harus menghadapi kenyataan pahit hubungannya dengan Ryle. Lively membuktikan bahwa ia adalah aktris berbakat yang tidak hanya berwujud cantik, namun juga mampu memerankan peran dengan kedalaman emosi yang mencengangkan. – (Rilis Foto Sony/-)
Yang menjadikan It Ends With Us lebih dari sekadar drama romantis adalah caranya mengangkat topik kekerasan dalam rumah tangga. Film ini menggambarkan perjuangan batin seorang wanita yang terjebak antara cinta dan trauma masa lalu. Lebih dari separuh film, penonton serasa menonton drama cinta segitiga yang menampilkan sudut pandang Lily yang berusaha membuat segalanya tampak baik-baik saja.
Penonton baru diajak melihat kekerasan dalam rumah tangga yang sebenarnya dan konflik internal Lily setelah sang karakter mulai menentukan sikapnya. Di beberapa momen, film berhasil menghadirkan adegan-adegan yang mengharukan, sementara di momen lain, penonton mungkin merasa tidak nyaman dengan kekerasan yang ditampilkan.
Justin Baldoni selaku sutradara sekaligus pemeran utama film ini berhasil menciptakan keseimbangan antara adegan romantis dan momen kelam. Penghargaan adalah miliknya, karena tidak mudah untuk berperan sebagai antagonis dan menyutradarai sebuah film pada saat yang bersamaan.
Interaksi karakter Lily dan Ryle penuh dinamika. Dialog terakhir keduanya menjadi klimaks yang ditunggu-tunggu penonton, menunjukkan bahwa mereka pada akhirnya harus mengambil keputusan terbaik untuk mengakhiri kekerasan yang sedang berlangsung.
Meski ada momen-momen kuat, It Ends with Us terkadang terkesan agak klise, terutama pada beberapa dialog yang terkesan diambil langsung dari novelnya. Secara visual, film ini juga menghadirkan kota Boston dengan apik. Adegan di toko bunga Lily menambah keindahan film yang penuh konflik internal.
Pada akhirnya, It Ends With Us adalah film yang menarik dan melelahkan secara emosional. Menampilkan penampilan habis-habisan dari Blake Lively, film ini menghadirkan kisah dramatis yang luar biasa dan layak untuk ditonton.