JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyetujui usulan pembentukan tiga kawasan ekonomi khusus di Indonesia, salah satunya di Batam: Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Kesehatan Internasional Batam. Hal tersebut disampaikan Menteri Airlangga saat memimpin sidang Dewan Kawasan Ekonomi Nasional (KEK) yang digelar di Gedung Ali Wardhana II, Jakarta Pusat, Rabu (29 Mei 2024).
Komitmen KEK tersebut dinilai telah memenuhi persyaratan pembentukan KEK yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Airlangga menyetujui usulan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Kesehatan Internasional Batam dan dua kawasan ekonomi khusus lainnya, KEK Bumi Serpong Damai-Banten dan KEK Morowali-Sulawesi Tengah.
Purwiyanto, Wakil Presiden BP Batam yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, proses pengajuan KEK Internasional Batam telah menjadi perhatian BP Batam dalam beberapa tahun terakhir, rencana investasi besar untuk wisata kesehatan akan segera digelar di Battambang .
“Kami mendapat tujuan dari Kementerian Koordinator Perekonomian bahwa investasi tersebut harus diterima dan dicapai dalam waktu satu tahun, sehingga menjadi tugas kami untuk memastikan investasi KEK tercapai,” kata Purvianto.
“Perkiraan investasi sangat luas dilihat dari persepsi daerah dan dampak investasi terhadap perekonomian dan angkatan kerja tidak hanya menjadi peristiwa besar saja, namun akan memberikan dampak menguntungkan bagi seluruh lini perekonomian Batam. Purviento menyandang gelar master dari Colorado Universitas, Boulder, Colorado, AS.
KEK Wisata Kesehatan Internasional Batam seluas 47,17 hektar akan berlokasi di kawasan Sekupang (wisata kesehatan terpadu) seluas 23,10 hektar dan kawasan Nongsa (pariwisata) seluas 24,08 hektar. Dengan target investasi sebesar Rp 6,91 triliun pada tahun 2032, Batam International Health Resort akan menyerap 105.406 orang selama 80 tahun.
Proposal tersebut dianggap memenuhi persyaratan, karena investor besar Apollo Hospitals India dan Mayapada Group memiliki kendali 100 persen atas lahan untuk rumah sakit internasional. Di Sekupang, kegiatan kesehatan utama dilaksanakan dengan rencana bisnis Rumah Sakit Internasional (Rumah Sakit Internasional Mayapada Apolobatam), Akademi Keperawatan Internasional MICE (Pertemuan Dorongan, Konferensi dan Pameran), Medical House dan MedTech Park. Wisma, hotel dan ritel. RSBP Batam beserta kelengkapannya juga merupakan bagian dari KEK dan layanannya akan terintegrasi dengan RS Internasional Mayapada Apollo Batam.
Sedangkan di lokasi Nongsa dilakukan kegiatan wisata utama dengan rencana bisnis, kampung pensiunan dan klinik, serta akomodasi pendukung seperti cottage, bungalow, wisma yang diperuntukkan bagi wisatawan, pasien dan keluarganya. Batam merupakan kota yang letaknya strategis karena berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.
Hal ini juga akan menjadi salah satu alasan berkembangnya wisata medis. 2 juta wisatawan medis Indonesia mencari pengobatan di luar negeri, dimana 1,5 juta diantaranya memilih layanan medis di Malaysia dan Singapura. Dari 2 juta wisatawan medis yang berobat ke luar negeri setiap tahunnya, Batam International Health Resort menargetkan dapat menyerap 2% atau sekitar 40.000 pasien. Hasilnya, Batam mampu mencapai tujuannya untuk merebut pasar pasien yang berobat di Singapura dan Malaysia.
Sementara itu, Johannes Tahir, Ketua Komisi Pelayanan Kesehatan Mayapada yang merupakan pelaksana Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan Internasional Batam, menyatakan komitmennya dalam membangun dan mengembangkan kawasan Seku Pang.
“Kami sangat senang dengan hasil hari ini. Ini bukanlah akhir, namun awal yang memungkinkan kami memenuhi janji dan komitmen kami. “Rumah Sakit Internasional yang diminati wisatawan berstandar internasional akan segera dibuka di Batam,” kata Johannes.
PT Karunia Praja Pesona bertugas mencapai Komitmen Target Pembangunan KEK lima tahun pertama sebesar Rp 3,3 triliun dan menciptakan lapangan kerja bagi 19.740 orang. Rapat penutupan dihadiri oleh Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Agus Harimurti Yudhoyono dan perwakilan 16 kementerian Majelis Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, pimpinan daerah/organisasi dunia usaha dan investor pelaksana proyek KEK. Saat sekarang. Majelis Nasional Kamboja kemudian akan merekomendasikan kepada Presiden pembentukan KEK melalui peraturan pemerintah.