Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Kasus kejahatan seksual yang dilakukan para pemuka agama dalam beberapa waktu terakhir membuat para ulama Quraish Shihab harus berhati-hati dan bijak dalam memilih teman dan guru untuk belajar agama.

Mantan Menteri Agama ini mengimbau para orang tua untuk melindungi anaknya agar tidak memperoleh pengetahuan menyimpang tentang agama. Umumnya ilmu yang bertentangan dengan ajaran agama diberikan oleh mereka yang mengaku sebagai pemuka agama. 

“Saya ingin mengajak masyarakat, para orang tua, untuk mendidik dan memperingatkan anak-anaknya. Kita harus menjaga diri kita sendiri, keluarga kita, dan anak-anak kita dari hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama dan dengan nama apapun, namun jangan membelanya (posisi tokoh agama). ),” kata Quraish Shihab dalam wawancara dengan DPR RI di Jakarta, Senin (11/11/2024).

 Guna mengidentifikasi tokoh agama yang bisa menimba ilmunya, Quraish Shihab mengajak masyarakat melakukan penelitian berdasarkan pendapat sehari-hari. Mungkin kita awalnya tidak paham, tapi perhatikan kesehariannya. Bijaksanalah dalam memilih teman, kata pendeta berusia 80 tahun itu. 

Sementara itu, Indonesia dilanda laporan adanya orang-orang yang berpura-pura menjadi pemuka agama yang diduga melakukan kejahatan seks, termasuk terhadap anak-anak. 

Pada awal Oktober 2024, Polres Tangerang mendaftarkan Sudirman (49), Yusuf Bachtiar (30), dan Yandi Supriyadi (28) sebagai tersangka kasus pencabulan terhadap anak di panti asuhan di Tangerang, Banten.

Sudirman adalah kepala panti asuhan yang menurut polisi telah beroperasi sejak Mei 2006 tanpa izin. Ia juga dikenal sebagai guru Al-Qur’an dan ustaz yang sering diundang tampil di televisi. Jumlah korban pencabulan di panti asuhan ini diperkirakan lebih dari 40 anak.

Pada September 2024, video warga yang menyerang sebuah pesantren di Kecamatan Karanghappi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menjadi viral, setelah mendengar laporan adanya siswi yang dianiaya. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, kasus pelecehan terhadap 5 siswi terjadi pada periode 2020 hingga 2024. Dua orang ustaz, ayah dan anak, berinisial SM (51) alias Sudin dan MHS (29) alias Muhammad Hadi. Sopyan. , berpura-pura membangunkan para siswi sambil menganiaya mereka.

Selasa (8/10/2024) Sudin ditemukan tewas di tahanan Polres Metro Bekasi. Polisi menyebut Sudin tiba-tiba kesulitan bernapas. Nyawanya tak tertolong meski sudah dibawa ke RS Polres Kramat Jati. 

Dan kasus pelecehan seksual juga diceritakan ustaz berhuruf S (55) di Sumberlawang, Kabupaten Sragen, kepada pelajar Al-Qur’an V (16). Korban diduga mengalami pelecehan seksual sebanyak tujuh kali dan pelecehan seksual lebih dari 10 kali sejak tahun 2022.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *