Lampung, prestasikaryamandiri.co.id – Mahalnya biaya kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN), termasuk Universitas Lampung (Unila), memicu gelombang protes mahasiswa. Meski jumlah UKT di Unila belum bertambah, namun mahasiswa khawatir akan adanya peningkatan.
Mahasiswa Unila Ekaiel Sabbert Saragih mengungkapkan keprihatinannya terhadap tumbuhnya UKT, khususnya bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Ia juga menekankan bahwa peluang kursus tidak mencukupi.
“Ada kekhawatiran mengenai minimnya fasilitas di kampus, seperti ruang perkuliahan yang tidak memadai karena jumlah mahasiswa yang terlalu banyak. Kadang harus berkumpul dengan mahasiswa lain sehingga perkuliahan tidak efektif,” kata Ekaiel saat diwawancarai. prestasikaryamandiri.co.id. pada Kamis (16/5/2024).
Mahasiswa hukum semester enam ini berharap dengan perbaikan fasilitas Unila, pengalaman belajar mahasiswa akan semakin baik dan nyaman.
“Kami berharap Unila dapat meningkatkan fasilitas perkuliahan agar mahasiswa tidak kecewa dan resah. Saya berharap mahasiswa Unila mendapatkan pengalaman ruang perkuliahan yang baik, AC tidak padam dan Wi-Fi tidak lemot,” imbuhnya . .
Humas Unila belum menanggapi keluhan mahasiswa mengenai fasilitas kampus.
Sebelumnya, ratusan mahasiswa menggelar kegiatan di perempatan Air Mancur Unila pada Selasa malam (5 Juli 2024) sebagai bentuk protes terhadap kontroversi kenaikan UKT. Dalam aksi damai tersebut, para mahasiswa mengeluhkan mahalnya biaya UKT, namun juga menekankan bahwa fasilitas kursus tidak sepadan dengan biaya yang mereka keluarkan.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM Unila) Bani Safi’i menyatakan, aksi damai tersebut merupakan wujud kesedihan atas permasalahan Unila yang belum terselesaikan. Meski BEM Unila sudah meneruskan persoalan ini ke rektorat, namun hingga saat ini belum ada jawaban konkrit.
“Kami berharap mahasiswa tidak lagi cuek dengan UKT yang mahal. BEM adalah wadah penyampaian keinginan,” kata Bani Safi’i.