Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Salah satu Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ginola, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kenaikan biaya kuliah perorangan (UKT) di berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia. Ia mengatakan, kenaikan biaya pendidikan akan membuat masyarakat sulit bersekolah.
Ginola menilai, protes banyak mahasiswa di berbagai universitas, seperti Unsoed, Unri, dan UNS, merupakan kritik penting terhadap mahasiswa. Baginya, perguruan tinggi harus memprioritaskan akses terhadap pendidikan yang terjangkau atau tidak mahal, sesuai kebijakan.
“Pendidikan harusnya memperbaiki kehidupan masyarakat, mungkin pendidikan itu gratis, kenaikan UKT membuat pendidikan tinggi semakin mahal dan sulit sehingga banyak mahasiswa yang mendapatkannya,” kata Ginola.
Ginola juga mengkritisi status Universitas Negeri (PTN) yang diubah menjadi Badan Hukum Perguruan Tinggi Negeri (PTN BH) yang menurutnya semakin dikomersialkan. Ia menekankan, pendidikan tidak boleh dianggap remeh.
“Akhirnya pendidikan dijalankan secara bisnis oleh PTN BH. Hal ini membuat akses terhadap pendidikan semakin sulit,” imbuhnya.
Selain UKT, Ginola juga mengatakan ada biaya lain seperti wisuda dan biaya wisuda yang juga patut diperhitungkan. Ia mencatat, aksi kekerasan mahasiswa yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia menunjukkan ketidakpastian di lingkungan universitas.
Ginola berharap pemerintah tidak membiarkan perguruan tinggi menjalankan perusahaan pendidikan secara mandiri. Ia pun mengungkapkan keprihatinannya terhadap penerapan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang menurutnya tidak berjalan baik.
“Perubahan baru dan lebih banyak program pendidikan serupa diperlukan,” katanya.