Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Seorang pria di Inggris yang kehilangan tangan kirinya kini bisa kembali melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membuka botol, menutup sendok, bahkan menggunakan obeng. Semua itu berkat inovasi baru di dunia prostetik yang disebut tangan tiruan pertama di dunia.

Laporan Daily Mail, Sabtu (14/9/2024), lengan bionik ini bukanlah prostesis biasa. Dikembangkan oleh peneliti Italia dari BioRobotics Institute, perangkat ini menggunakan magnet kecil yang tertanam di lengan untuk merespons sinyal dari otak orang yang diamputasi. Hasilnya adalah proses instalasi yang presisi dan lancar, seolah-olah pengguna masih memiliki tangan sungguhan.

Daniel, pria berusia 34 tahun, adalah orang pertama yang menguji lengan bionik tersebut. Selama enam minggu, dia mengangkat alisnya dan menjelaskan bahwa lengannya sendiri bergerak. Bagi Daniel, itu hampir seperti keajaiban. Dia mendapatkan kembali perasaan tangannya setelah kehilangannya pada tahun 2022.

Teknologi tersebut bekerja dengan menempatkan magnet berukuran beberapa milimeter ke sisa otot tangan. Magnet digunakan untuk membantu mengendalikan lengan yang diamputasi. Dengan mengaktifkan otot, orang yang terbaring di tempat tidur seperti Daniel dapat mengirimkan sinyal magnetis ke program komputer khusus yang menerjemahkannya menjadi lengan robotik yang tepat.

Profesor Christian Cipriani dari Scuola Superiore Sant’Anna BioRobotics Institute menjelaskan, terdapat 20 otot di tangan dan sebagian besar mengontrol gerakan tangan. Kebanyakan orang yang kehilangan lengannya merasa seolah-olah mereka masih memilikinya, dan otot-otot yang tersisa bergerak sebagai respons terhadap perintah dari otak.

Dalam kasus Daniel, dia masih merasakan kehadiran tangannya meski sudah tidak ada lagi. Hal ini menjadikannya kandidat untuk teknologi baru. Pada April 2023, ia menjalani operasi penanaman enam magnet di lengannya. Tim ahli bedah dengan hati-hati menemukan dan mengisolasi otot-otot tertentu yang ingin mereka kendalikan dengan magnet, dan memetakan polanya ke dalam program komputer.

Hasil uji coba jauh melebihi ekspektasi. Daniel dapat melakukan berbagai tugas yang sebelumnya tidak dapat dilakukan, seperti mengambil dan memindahkan berbagai benda, membuka botol, menggunakan obeng, memotong dengan pisau, dan menutup sendok. Selain itu, ia juga dapat menggunakan jari-jarinya dan mengontrol kekuatannya saat memegang benda halus.

“Proses ini membuatku bisa mengembalikan perasaan dan emosi yang hilang. Ibarat aku menggerakkan tanganku sendiri,” ucap Daniel dengan penuh kesedihan.

Profesor Cipriani mengatakan hasil ini merupakan puncak dari penelitian bertahun-tahun.

“Kami akhirnya menciptakan prostesis fungsional yang memenuhi kebutuhan seseorang yang kehilangan lengannya,” katanya. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *