Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Harapan para petani mawar di kawasan Nganjuk selangkah lebih dekat dengan kenyataan. Mereka sudah lama bermimpi untuk mengembangkan budidaya mawar di wilayahnya. Selama ini mereka berjuang sendirian, kini para petani mawar mulai membentuk kelompok untuk saling berbagi ilmu demi kemajuan bersama.

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) cabang Kedir baru-baru ini mulai membentuk kelompok petani mawar di Desa Ngliman, Kecamatan Savahan, Wilayah Nganjuk. PNM sepenuhnya bekerja sama dengan para petani mawar di wilayah ini.

Kepala PNM Cabang Kedir Mizan Saroni yang wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Nganjuk memutuskan untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi cluster mawar karena letak geografis Desa Nglimani yang berada di pegunungan sangat cocok untuk menanam bunga mawar.

“Dalam program ini kita akan ikuti satu per satu hingga populasi petani mawar terus bertambah,” kata Mizan.

PNM telah membentuk klaster petani mawar yang saat ini berjumlah 30 orang. Melalui program Kak Wulan, para petani mawar di Desa Ngliman mendapatkan program pengembangan usaha yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

“Seperti hari ini, pegawai Dinas Pertanian Daerah Nganjuk mengajak beliau belajar tentang cara menanam bunga mawar yang benar. Dari teori pengelolaan tanah hingga pengetahuan tentang keasaman tanah untuk areal tanam bunga mawar,” lanjut Target.

Menurutnya, kegiatan tersebut akan dilakukan dalam tiga tahap dengan materi berbeda. Pertama, pengetahuan dasar pengelolaan tanaman mawar. Kedua, teknik pengemasan. Ketiga, teori dan trik pemasaran yang efektif.

“Pada tahap awal ini para petani diajarkan tentang tingkat keasaman dan kualitas tanah yang baik untuk tanaman mawar. Seperti mengetahui berapa pH tanah, dan lain-lain. “Para petani yang juga pelanggan PNM bisa memperluas pengetahuannya dalam menanam bunga mawar di dunia usaha,” kata Mizan.

Salah satu petani mawar, Fitri Harian yang juga tergabung dalam program Kak Wulan, merasa senang dengan adanya program tersebut. Menanam mawar bukanlah hal baru baginya. Sejak kecil ia telah menanam tanaman bunga mawar buatan orang tuanya. Di Desa Ngliman, tempat ia dilahirkan, menanam bunga mawar menjadi sebuah profesi bagi sebagian warga.

“Sayangnya pertumbuhan industri itu tidak terjadi. Bagaimana pun mereka tidak mendapat bantuan permodalan, tidak pernah mendapat ilmu beternak bunga mawar yang benar. Saya sudah menanam bunga mawar sejak kecil. Tapi kami belum tahu teknik budidayanya secara lengkap atau mengukur keasaman tanah seperti pelatihan kami,” kata Fitri.

Fitri menjelaskan, dirinya pertama kali bergabung dengan PNM Mekaar sebagai pelanggan tujuh tahun lalu. Saat itu, ia bertemu dengan akuntan PNM cabang Brabek yang datang ke desanya untuk menawarkan program PNM Mekaar. Karena persyaratannya sederhana, Fitri memutuskan untuk bergabung.

“Tujuh tahun saya menjadi nasabah PNM sangat membantu saya, khususnya Capital dan Rose Management,” kata Fitri.

Hal serupa juga terjadi pada Gemi Nouriant, petani mawar yang sudah delapan tahun menjadi pelanggan Meka. Ia tidak pernah menyangka jika ia hanya memberikan KTP-nya saja, ia akan mendapat modal usaha sebesar 2 juta rubel.

“Sulit mendapatkan pinjaman dari lembaga lain. Alhamdulillah kehadiran PNM Mekaar sangat membantu usaha. Bersama Kak Wulan kita punya harapan baru,” kata Gami.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *