Hannover, prestasikaryamandiri.co.id – Pertamina bersama Kementerian Perindustrian RI turut serta dalam acara Hannover Messe 2024 bertema “Forging Smart & Sustainable Industry” yang diselenggarakan oleh ECADIN (22/4/2024). Saat jumpa pers di Pavilon Indonesia, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan peran Pertamina sebagai badan usaha milik negara yang mengelola energi secara terintegrasi dengan kompleksitas ekosistem energi di Indonesia.

“Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan nasional yang mengembangkan industri energi terintegrasi yang mencakup kegiatan hulu, tengah, dan hilir. Hal ini akan memperkuat kemandirian dan keamanan energi negara kita,” kata Nick.

Nicke menjelaskan kegiatan hulu Pertamina yang mengelola 40 blok minyak dan 25 properti lainnya.

“Pertamina memanfaatkan 24% blok nasional dan memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi minyak nasional hingga 70% dan gas 28%. Angka ini menegaskan peran besar kita dalam menjaga ketahanan energi Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Kembali Jelang Lebaran, Pertamina Pelita Air capai uptime hingga 95%. Menurutnya, meski perusahaan berkomitmen terhadap bisnis berkelanjutan, namun ketahanan energi adalah yang paling penting.

“Pembangunan kilang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi kandungan sulfur dan nitrogen serta mengurangi emisi gas rumah kaca,” jelasnya.

Menyikapi peralihan bahan bakar fosil ke energi terbarukan, Nicke menjelaskan, Pertamina menggalakkan gas sebagai bahan bakar sebagai jembatan. Dengan cadangan gas yang cukup besar, Pertamina saat ini fokus pada penguatan sistem midstream dan downstream. Selain itu, lanjutnya, Pertamina juga beralih ke sumber energi terbarukan seperti energi panas bumi. Di sektor transportasi energi, Pertamina memiliki 700 kapal yang memfasilitasi perdagangan nasional dan internasional serta menjadi bagian penting dalam value chain Pertamina.

“Sebagai Badan Usaha Milik Negara, kami bertanggung jawab untuk menyediakan energi yang terjangkau, bersih, dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia serta memastikan kelancaran distribusi energi di seluruh tanah air,” kata Nicke dalam transisi energi. keamanan energi, kapasitas dan kapasitas untuk melaksanakan proyek dekarbonisasi. Kini Pertamina sedang mengembangkan produk-produk murah Indonesia, seperti panas bumi, biofuel, dan CPO. Untuk mendukung rencana pertumbuhan ganda tersebut, kata Nicke, Pertamina telah menerapkan transformasi bisnis dan digitalisasi yang berkelanjutan. Menurut dia, digitalisasi merupakan salah satu proyek strategis Pertamina untuk mengendalikan operasional yang besar dan kompleks. , tengah dan bawah.

“Kami yakin transformasi digital akan meningkatkan posisi kami dari segi nilai pasar. Jadi kami lebih fokus dan mengalokasikan sebagian anggaran dan sumber daya untuk digitalisasi,” ujarnya.

Selain Pertamina, grup “Forging Smart & Sustainable Industry” menghadirkan panelis internasional lainnya yaitu Zoya Alexeeva, Vice President Software Strategy Schneider Electric dan Lucretia Loescher, Operations Director thyssenkrupp Uhde GmbH. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Komisioner VII DPR RI Maman Abdurrahman, Dony Maryadi Oekon dan Eddy Soeparno, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, serta Duta Besar Amerika untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *