Pangkep, prestasikaryamandiri.co.id – Seorang guru mempertaruhkan nyawanya untuk pergi ke sekolah tempatnya mengajar. Guru tersebut bernama Andi Hasbi Jaya yang mengajar di SD Negeri 60 Bang di dataran tinggi Kecamatan Minasatin, Negeri Pengkep, Sulawesi Selatan.

Kisah perjuangannya diangkat menjadi guru di SD Negeri 60 Bung pada tahun 2009 setelah 14 tahun mengabdi dihadapkan pada kendala akses jalan.

Katanya, “Jalannya bagus, tapi setelah 5 km berubah menjadi abu-abu dan perlu keberanian,” Kamis (2/5/2024).

Tanpa jalur mobil kecil, ia harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer, meninggalkan kendaraan roda dua yang ia gunakan di rumah warga dan dimulai dari ujung jalan aspal lingkungan di kaki gunung. Dia belum memikirkannya sejak 2009.

Kata guru olah raga: “Jalannya berbatu, motor kadang terbang.”

Selama tiga tahun terakhir, banyak perubahan yang dilakukan warga untuk memudahkan transportasi, seperti hadirnya kendaraan roda dua yang lebarnya hanya 75 cm. Dulu perjalanan ini memakan waktu 2-3 jam dengan berjalan kaki, namun kini bisa ditempuh dalam waktu kurang dari satu jam dengan kendaraan roda dua, meski belum semua jalan diperbaiki.

Lanjutnya, “Tantangannya sendiri kadang ban motor pecah, tidak ada bengkel sehingga harus dorong.”

Beberapa jalan masih berbatu, jalan tanah berlubang, bahkan sangat kasar sehingga sewaktu-waktu dapat mengancam jiwa. Namun hal tersebut tidak menyurutkan keinginannya untuk kembali ke tempat ia mengajar.

“Sebelumnya, kami harus berjalan kaki sekitar tiga jam melewati hutan untuk sampai ke sekolah,” kenangnya.

Jumlah siswa sebanyak 50 orang dengan tiga ruang belajar. Ruang guru yang berlantai keramik dan berdinding kayu hanya terdapat satu, sebagian ada yang rusak. Namun, hal ini tidak mematahkan semangatnya. Ia tetap bersemangat karena ingat untuk mempertimbangkan generasi mendatang.

“Dulu sekolah ini berlantai lumpur. Baru direnovasi pemerintah pada 2016,” ujarnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *