Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) sedang mengembangkan Sistem Informasi Kurasi dan Manajemen Talenta (SIMT). Kami berharap kedua platform ini dapat menjadi database talenta nasional untuk mendukung pengembangan talenta nasional secara terintegrasi dan berkelanjutan.
Tatang Muttakin, Staf Ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (SAM) bidang pengelolaan talenta, menjelaskan, pengembangan SIMT memungkinkan terciptanya ekosistem talenta dari siswa dari berbagai jenjang pendidikan. Hal ini penting untuk membantu mahasiswa mengembangkan potensi dan minat serta proses membangun karir masa depan.
“Baik dalam karier studimu maupun karier kerja di masa depan.” Inilah penghubung antara kurasi dengan platform yang tersimpan dalam sistem informasi manajemen talenta,” kata Tatang pada acara Temu Merdeka Belajar (UKM) bertema “Memfasilitasi Pendidikan Karir dan Kurasi Talenta dengan SIMT” pada Kamis (27/6). /2024).
Hasil konservasi talenta mengakui kualitas acara dan memberikan penghargaan kepada talenta-talenta yang berprestasi, seperti jaminan karir pendidikan atau bentuk lain yang memadai, seperti promosi berupa jalur prestasi di PPDB hingga penerimaan peserta didik baru dan pemberian prestasi. . BOS bagi sekolah dinilai baik dalam pengembangan siswa. Selain dimaksudkan sebagai penyimpan data yang terintegrasi, terstruktur, dan terukur, SIMT juga menjadi platform pemantauan dan pemetaan keberhasilan siswa. SIMT juga menjadi sumber informasi publik tentang prestasi talenta yang menunjukkan portofolio prestasi sebagai data analisis dan evaluasi talenta.
Selain itu, SIMT dapat membantu siswa mengakses jalur pembelajaran khusus. “Sistem ini bisa berupa jalur khusus, misalnya yang sudah meraih prestasi tertentu, bisa masuk PPDB melalui jalur prestasi,” jelas Tatang.
Tatang berharap seluruh kepala dinas di provinsi, kabupaten, kota, serta mahasiswa, memahami proses konservasi talenta dan pendataan melalui SIMT sehingga dapat direkomendasikan untuk pengembangan ke depan dan terpilih untuk mengikuti kompetisi bergengsi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah Yudiawati V. Vindarusliana mengatakan, pihaknya terus bekerja keras agar satuan pendidikan benar-benar memahami sistem informasi manajemen talenta ini.
Oleh karena itu, setiap kegiatan harus dikomunikasikan kepada kepala sekolah, staf pengajar, dan siswa. Kami juga bekerja sama dengan organisasi pendidikan seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Guru Indonesia (IGI) untuk menyebarkan informasi ini, katanya. .
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Singaraja Mad Sri Astiti mengatakan SIMT membantu sekolah dalam proses PPDB karena dapat melihat data siswa berprestasi di bidang akademik dan non akademik.
“Siswa mendapatkan pembinaan secara berkala untuk mengikuti kompetisi sesuai minat dan bakatnya,” ujarnya.
Selain itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Singaraja mengajak rekan-rekannya untuk segera mencoba memanfaatkan kurasi bakat dan SIMT untuk mendaftarkan siswa berprestasi ke database SIMT.
“Data ini sangat penting karena dapat menjadi portofolio baik karir masa depan mahasiswa, beasiswa maupun lapangan kerja,” imbuhnya.
Memfasilitasi karir belajar siswa
Sebelumnya, Tatang Muttakin mengungkapkan, pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya menyelenggarakan berbagai program sukses. Pemerintah menyelenggarakan sekitar 42 acara melalui Indonesia Talent Development Center. Selain itu, masyarakat, swasta, BUMN dan lain-lain juga menyelenggarakan berbagai ajang atau kompetisi bakat, baik akademik maupun non-akademik.
“Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menyelenggarakannya, memastikan seluruh acara ini benar-benar mewakili portofolio dan kemampuan mahasiswa. Dalam konteks akademik, hal ini serupa dengan proses akreditasi yang digunakan pada satuan akademik,” kata Tatang. .
Jika siswa telah mencapai kesuksesan di tingkat nasional, mereka akan memiliki banyak kesempatan lain untuk memfasilitasi karir belajar mereka.
“Diantaranya adalah beasiswa studi lanjut baik melalui Beasiswa Lanjutan maupun Beasiswa Pendidikan Indonesia. Bahkan ada juga yang sampai ke tingkat internasional,” kata Tatang.
Med Sri Astiti memandang penting untuk melestarikan bakat satuan akademik dengan mengarahkan mahasiswanya ke kompetisi atau acara penting, sehingga mereka bisa mendaftar di SIMT.
“Pemasukan mahasiswa dalam SIMT sangat penting karena membuka peluang mengakses berbagai fasilitas, khususnya beasiswa lanjutan Indonesia, dan juga berkontribusi positif terhadap evaluasi kinerja lembaga,” ujarnya.
Pemanfaatan kompetisi memberikan dampak positif yang besar terhadap siswa dengan bakat dan minat yang beragam. Siswa dapat mengikuti berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh universitas atau institusi lain, untuk mendapatkan nilai dan pengakuan atas prestasinya.
“Adanya evaluasi kurasi setiap tahunnya mendorong penyelenggara untuk terus meningkatkan kualitas kompetisi agar lebih bermanfaat dan memberi nilai tambah bagi masyarakat,” ujarnya.
Arjun Ayasa Putra, penerima Beasiswa Dalam Negeri Lanjutan Indonesia Gelombang 2, juga merasakan manfaat konservasi talenta dengan SIMT.
“Berkat kurasi dan penggunaan SIMT, saya berhasil menyabet Beasiswa Indonesia Maju Dalam Negeri gelombang ke-2,” ujarnya.
Saat masih duduk di bangku kelas XII SMA, ia mendaftar Beasiswa Indonesia Maju, namun ia belum sepenuhnya memahami nilai dari lomba yang diikutinya. Dengan kurasi dan SIMT, bisa diketahui entitas selain Pusprenas yang sudah masuk kurasi. Hal ini memudahkan untuk mengevaluasi dan memilih agen penyelenggara kontes yang berkualitas baik. Arjun mengaku rajin melakukan sosialisasi kepada junior di sekolah tentang konservasi bakat dan penggunaan SIMT agar mereka bisa mengakses kesempatan belajar peningkatan karir seperti miliknya.