Houston, prestasikaryamandiri.co.id – Penjelajah Curiosity milik NASA telah ditugaskan untuk menyelidiki struktur jaring laba-laba misterius yang ditemukan di gurun yang sebelumnya belum ditemukan di planet Mars. Keberadaan struktur aneh ini berada di dekat ekuator planet merah.

Struktur ini, yang membentang sepanjang enam hingga 12 mil (sekitar 19 kilometer), dapat memberikan wawasan penting tentang apakah Mars pernah mendukung kehidupan mikroba.

Pertama kali dicitrakan oleh Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA pada tahun 2006, struktur mirip jaring laba-laba ini diperkirakan merupakan versi kotak yang lebih besar, sebuah formasi mineral yang ditemukan di beberapa gua di Bumi.

Di planet Bumi, bentuk kubus ini terbentuk ketika air kaya mineral meresap ke dalam retakan batuan, mengkristal, dan meninggalkan jaringan seperti jaring setelah batuan di sekitarnya terkikis.

Berbeda dengan formasi persegi di Bumi yang seringkali mengandung kalsium karbonat, jaring laba-laba di Mars tampaknya terbentuk oleh air laut.

Kirsten Seebach, ahli geologi di Rice University, percaya bahwa terumbu kristal di Mars dapat melestarikan fosil kehidupan purba.

“Terumbu karang ini akan mengandung mineral yang mengkristal di bawah tanah, yang suhunya hangat.” Sebach. 

“Mikroba terestrial awal bisa hidup di lingkungan serupa,” lanjutnya.

Penjelajah Curiosity menemukan lapisan sedimen di Gunung Sharp, menunjukkan bahwa lapisan tersebut terbentuk dari erosi air dari endapan danau purba. Ilmuwan NASA percaya bahwa air kaya mineral dari Gunung Sharp memasuki retakan di permukaan batuan dan membentuk jaringan kristal.

Analisis satelit memperkirakan bahwa proses ini memerlukan 113 miliar galon air asin panas. Lingkungan Mars yang kaya mineral, serupa dengan yang terlihat di Bumi, diketahui memiliki kondisi yang cocok untuk kehidupan, sehingga berpotensi mengunci bukti kehidupan mikroba di dalam strukturnya.

Sistem hidrotermal ini, mirip dengan sistem pendukung kehidupan di dasar lautan bumi, menunjukkan bahwa Mars memiliki kondisi yang menguntungkan bagi kehidupan sepanjang sejarah geologi awalnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *