Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pengamat Transportasi dan Tata Kota sekaligus Dosen Universitas Trisakti Yayat Supriatna memberikan sambutan terhadap pelaksanaan Arus Mudik dan Balik Tahun 2024.

Yayat mengungkapkan, pelaksanaan Mudik 2024 secara umum berjalan baik. Dia memuji staf terkait atas keberhasilan perjalanan pulang dan pulang, meskipun dia memiliki beberapa keraguan.

“Pertama-tama kita mengapresiasi kerja pemerintah. Apa yang sudah dilakukan dan apa yang diraih, rumah tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu,” kata Yayat, secara virtual bersama prestasikaryamandiri.co.id, Kamis, (18/4/ 2024). ).

Menilik alur repatriasi dan repatriasi pada tahun 2024, menurut Yayat, sosialisasi kebijakan pada masa repatriasi tahun depan harus lebih digencarkan secara masif, tidak hanya menjelang repatriasi, namun juga menjelang masa repatriasi.

“Pertama-tama, saya tekankan transportasi feri. Pertama, kami melihat adanya perubahan pengelolaan tiket di pelabuhan Merak. Saat mereka mulai dalam perjalanan pulang, semua orang bertanya-tanya apa yang terjadi dengan kasus Meraki, panas kembali. Banyak yang tersesat, waktu tunggu yang terlalu lama. Saya kira perubahan sistem pelayanan ini harus semaksimal mungkin dikonfirmasi ke masyarakat, yaitu tiket online, ujarnya.

Yayat memang menyoroti persoalan sosialisasi kebijakan tersebut kepada pemudik, khususnya penyeberangan, karena terjadi kemacetan dan keluhan pengemudi mengenai lamanya antrian. Apalagi mekanisme pembelian tiket belum diketahui banyak pemudik.

“Kondisi dalam negeri, masyarakat harus cepat, tidak mengikuti dinamika informasi di lapangan, yang penting hadir saja. Hal inilah yang menimbulkan masalah bagi mereka yang belum memiliki tiket dan sudah berada di sana. Di lapangan dan prosedur apa saja yang harus dilakukan, ini yang saya katakan adalah informasi yang salah, atau yang kedua, karena aspek spekulatifnya, harus kita akui, secanggih apapun mekanisme tilangnya, tidak ada gunanya optimal. ” dia berkata.

Pada tahun 2025, aplikasi seperti pemeliharaan dan keamanan yang memiliki data besar harus terintegrasi, tambah Yayat. Yayat mengatakan, hal itu bisa dilakukan untuk menjaga arus mudik dan arus mudik, mendata pengguna mudik yang menggunakan angkutan umum (darat, udara, dan laut), perusahaan bus penyelenggara mudik (PO Bus) mulai dari pemantauan kesehatan pengemudi. kondisi, kustomisasi kendaraan. Informasi kebijakan tiket, persimpangan dan rekayasa lalu lintas dari kepolisian yang terintegrasi penuh.

“Bisa jadi PeduliLindungi juga menjadi PeduliLindungi untuk lalu lintas mudik dan pulang. Keren. Mudah diatur. Itu bagus untuk dikembangkan ke depan. Jadi kalau terjadi apa-apa kita cari tahu,” dia berkata.

Yayat mencontohkan, jika ada aplikasi pemantauan mudik yang terintegrasi dan menjangkau seluruh pemangku kepentingan, hal itu bisa menjadi langkah preventif dalam memberikan informasi dan menangani kejadian mudik.

“Jadi registrasi, seperti kasus Covid-19 kemarin, membantu memantau perjalanan, misalnya datanya sudah terverifikasi, bisa terdeteksi. Kalau tidak didaftarkan, bisa seperti kecelakaan di jarak 58 km. Penumpangnya bukan satu keluarga, penumpangnya berbeda tempat dan juga melakukan transaksi melalui media sosial, namun kendaraannya tidak terdaftar, ”ujarnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *