Podgorica, prestasikaryamandiri.co.id – Seorang pria bersenjata bernama Aleksandar Martynović (45) melakukan penembakan massal di sebuah kota kecil di Montenegro, menewaskan 10 orang, sebelum mencoba bunuh diri.

Pada Kamis (2/1/2024), seorang penjahat mencoba bunuh diri di dekat rumahnya di Cetinje, menurut Menteri Dalam Negeri Montenegro Danilo Saranovic, disudutkan oleh polisi. “Ketika dia menyadari situasinya tidak ada harapan lagi, dia mencoba bunuh diri. Martinovic tidak ada di sana namun sedang dalam perjalanan ke rumah sakit,” kata Saranovic kepada televisi pemerintah RTCG.

Namun, Saranovic tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tindakan bunuh diri yang dilakukannya sendiri dalam penembakan massal di Montenegro.

Martinovic digeledah di sebuah restoran di Cetinje, kota kecil 38 kilometer sebelah barat ibu kota Montenegro, Podgorica, setelah ia ditembak secara brutal pada Rabu (1/1/2025) sore. Dia membunuh empat orang dalam serangan tersebut, sebelum melanjutkan serangannya ke tiga lokasi lainnya. 

Enam korban lainnya, termasuk dua anak, meninggal akibat penyebarannya. Sementara itu, empat orang lainnya mengalami luka serius dan mengancam jiwa.

Polisi Montenegro melaporkan bahwa Martinovic memiliki senjata secara ilegal. Kepala polisi Lazar Ssepanovic mengetahui bahwa pelaku telah meminum banyak alkohol sebelum melakukan tindakan tersebut. 

Perdana Menteri Milojko Spazic percaya bahwa penembakan massal di Montenegro disebabkan oleh perang sebelum kejadian. Namun, polisi menegaskan bahwa serangan itu tidak terkait dengan kejahatan terorganisir.

Penembakan massal mengguncang Montenegro, yang berpenduduk 605.000 jiwa. Perdana Menteri Spajic menyebut insiden itu sebagai tragedi mengerikan dan menyatakan tiga hari berkabung nasional. Presiden Montenegro Jakob Milatovic juga menyatakan keterkejutannya atas serangan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan keji.

Penembakan massal di Montenegro jarang terjadi meskipun negara tersebut memiliki budaya senjata yang kuat. Kejadian serupa terjadi pada awal tahun 2022, juga di Cetinje, yang menewaskan 11 orang.

Perdana Menteri Spazic mengatakan pemerintah berencana memperketat peraturan kepemilikan senjata, termasuk larangan kepemilikan senjata. Kami berharap langkah ini dapat mencegah terjadinya lagi penembakan massal di Montenegro di masa mendatang.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *