WISCONSIN, prestasikaryamandiri.co.id – The Shooter Shakes The Christian Christian School di Wisconsin, AS, pada hari Senin (12/16/2024).

Shawn Barnes, komandan polisi Madison, melaporkan bahwa penembakan sekolah AS terjadi sekitar jam 11. Berdasarkan laporan itu, pelaku adalah seorang siswa sekolah dan ditemukan tanpa kehidupan karena tembakan.

Pistol terletak di tanah dan pelaku dilaporkan dalam proses penelitian. Sejauh ini, motif di balik serangan itu belum diderita.

“Motifnya masih diselidiki. Kami terus mengumpulkan informasi,” kata Barnes.

Dari tujuh korban yang terluka, dua siswa berada dalam kondisi manusia, sementara dua lainnya dikirim pulang dari rumah sakit. Para korban, seorang siswa, termasuk guru, adalah bagian dari komunitas sekolah Kristen swasta dengan total sekitar 400 siswa.

Sampai satu penglihatan, seorang siswa yang tidak disebutkan namanya, ia mengatakan suasana yang menyenangkan ketika penembakan terjadi.

“Kami mendengar tembakan dan ada beberapa yang menangis. Polisi membawa kami ke gereja untuk mengosongkan,” kata saksi.

Acara penembakan sekolah AS berlangsung menjelang liburan Natal, sehingga mendorong komunitas sekolah. Kepala sekolah, Barbara Weir, mengatakan tidak akan ada keputusan jika sekolah akan kembali beraksi sebelum akhir tahun.

Presiden AS Joe Biden sangat mengutuk insiden itu. Dia menekankan bahwa kebutuhan akan hukum senjata yang ketat untuk mencegah tragedi serupa. Kongres harus menanggapi sekarang, “kata Biden.

Penembakan di sekolah -sekolah AS telah menjadi masalah serius di negara ini. Data dari Arms Archives (GVA) menunjukkan bahwa setidaknya 487 fotografi massal sepanjang tahun 2024, dengan 16.012 korban tewas karena senjata kekerasan, termasuk bunuh diri.

Meskipun penembakan wanita jarang terjadi, kasus -kasus seperti itu telah terjadi sebelumnya. David Reidman, pendiri kolam sekolah K-12, menyatakan bahwa ada setidaknya empat penembakan di sekolah yang dirancang oleh tindakan wanita selama lima puluh tahun terakhir.

Pembuatan film Amerika Serikat di sekolah itu kembali mengingatkan pada langkah -langkah konkret untuk menangani krisis senjata AS. 

“Kita harus bersatu untuk menghentikan tragedi seperti itu. Sudah cukup,” kata petugas polisi Barnes di konferensi pers

Tragedi ini menambah seluruh daftar sekolah AS sebagai pengingat pahit tentang ancaman kekerasan senjata yang terus menaungi masyarakat.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *