Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Habib Hussain Ja’far Al Hadar, pendakwah milenial sekaligus pembuat konten, mengatakan perbedaan di Indonesia penting dan menjadi perekat persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, hal ini tidak bisa diabaikan di Indonesia.

“Sebenarnya semua orang menyukai perdamaian karena Tuhan menciptakan manusia dengan sifat penuh kasih sayang. Ketika Habib Hussain Ja’far Al Hadar menjadi nara sumber di Institute of Peace, ia mengatakan, “Dalam Islam, perlu menunjukkan dukungan penuh terhadap nilai-nilai toleransi yang disebut tasamuh dalam Islam melalui argumentasi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam. .” Kegiatan di Pondok Pesantren Darussalam, Santri Cerdas Cinta Damai, Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (17/5/2024).

Habib Ja’far melanjutkan, dalam bahasa dan konteks Arab, tasamuh yang berdasarkan nilai-nilai inti Islam disebut rahmatan lil alamin. Oleh karena itu, diimbau pula kepada generasi muda khususnya santri dan pesantren untuk menyatukan nilai-nilai dan mengisi ladang dakwah dengan nilai-nilai Islam yang penuh toleransi.

“Jangan sampai klaim Islam sebagai agama yang penuh nilai-nilai ternilai dilontarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Santri sudah menjadi benteng toleransi di Indonesia. Makanya bukan makalah khusus anak-anak, kita harus tahu ada. permasalahan di luar itu yaitu kelalaian,” kata Habib Ja’far.

Bagi para santri, lanjut Habib Ja’far, setelah pensiun dari pesantren harus tetap menjaga agama dan ilmu agamanya dengan amalan dan amalan keagamaannya, salah satu prinsipnya adalah ketabahan.

“Di mana pun mereka berada, hendaknya para pelajar menyebarkan Islam kepada orang-orang disekitarnya, dan tidak menebar kebencian dan ketidakpedulian kepada perwakilan agama lain.

Menurutnya, jika siswa ingin belajar, hendaknya belajar tentang agama. Yang kedua adalah internalisasi agama melalui apa yang disebut dengan lintah.

“Tasawuf dan pesantren seperti Darussalam tidak hanya mengajarkan agama, tapi juga mengajarkan tentang agama. “Mereka akan menjadi generasi yang tahu agama dan tidak menuruti hawa nafsu, sampai mereka melihat perbedaannya,” tutupnya. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *