Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyatakan pengelolaan persediaan bahan pangan sebaiknya dilakukan dari atas hingga ke bawah.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, permasalahan di bidang pangan bukan hanya terbatas pada ketersediaan saja, namun kita melihatnya dari sisi masyarakat mampu membeli. Jika terjadi perubahan jumlah konsumen maka akan terjadi perubahan ketersediaan pangan.
“Kalau diturunkan maka usulan itu tidak sah. Mari kita lihat produksi biji-bijian kering dan beras. Kita bisa mendapatkan 30 juta ton. Kalau jumlah 30 juta ton itu kita bagi dengan jumlah penduduk Indonesia, itu mungkin. Artinya ada kendala distribusi dan kendala lainnya, kata Suharso dalam acara Investor Daily Roundtable di Hotel Mulia, Selasa (13/8/2024).
Merujuk data Badan Pangan Nasional (Bapanas), produksi beras di Indonesia yang mencapai 31 juta ton cukup untuk memenuhi kebutuhan sebanyak 35 juta ton. Namun surplus beras sebesar 500.000 ton tersebut sangat kecil, karena kebutuhan bulanannya sebesar 2,5 juta ton. Tn. Suharso mengatakan, pemerintah berupaya menjaga harga pangan. Namun, pemerintah tidak dapat menurunkan harga berdasarkan undang-undang nasional.
“Itulah mengapa menurut saya sisi pelat itu penting. Saya bisa bilang kalau ada laporan daerah mereka bermasalah pangan, itu tidak benar. Saya bertanya apakah ada nasi? “Sulit mencarinya, semua ada, masalahnya bagaimana cara membelinya,” jelas Suharso.
Berdasarkan perkiraan terkini Bapanas, penjualan beras tahun ini mencapai 4,35 juta ton, tertinggi sejak tahun 2000. Sementara itu, produksi beras Tanah Air terus menurun hingga mencapai 33,9 juta ton pada tahun 2018 dari 30,9 juta ton pada tahun lalu. Keterbatasan lahan merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia dalam menjamin kemandirian tata kelola dan ketahanan pangan.
Berdasarkan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN), pada tahun 2013 terdapat 7,75 juta hektar sawah yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun dalam lima tahun terakhir jumlahnya mencapai 7,1 juta hektar atau berkurang 650.000 hektar Lahan pertanian semakin berkurang sehingga sawah diperkirakan akan hilang dalam 38 tahun ke depan.