Boyolali, prestasikaryamandiri.co.id – Gunung Merapi yang berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah mengalami penurunan awan termal sejak Kamis (6 Juni 2024) pukul 18.00.
Data Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bencana Alam (BPPTKG) menunjukkan awan panas mendarat sebanyak 13 kali pada ketinggian 1.700 meter arah barat daya.
Kemudian pada pukul 00.00 WIB, Gunung Merapi kembali mengalami 27 kali longsor awan panas pada ketinggian 1.800 meter arah barat daya atau Sungai Beibeng, disertai letusan gunung api dangkal dengan durasi 7-17,6 detik dan durasi 20,6-168,8 detik dengan durasi konstruksi jarak jauh yang panjang .
Usai awan turun pagi tadi, Gunung Merapi tampak diselimuti kabut tebal pada Jumat (6 Juli 2024). Sementara tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini berada pada level tiga.
Letusan ini berpotensi menimbulkan bencana berupa lava dan awan panas di wilayah selatan-barat daya, dengan jarak terjauh 5 kilometer di Sungai Boyon dan jarak tertinggi di Sungai Bedog, Krasak, dan Bebin. Jarak 7 km. Di wilayah tenggara, Sungai Woro memiliki panjang 3 kilometer dan Sungai Gendol sepanjang 5 kilometer.
Sementara itu, jika terjadi letusan eksplosif, material vulkaniknya bisa mencapai hingga 3 kilometer dari puncak gunung.
Pada saat yang sama, data pemantauan menunjukkan pasokan magma terus berlanjut sehingga menimbulkan awan panas yang dapat memicu longsoran di kawasan berbahaya.
Dalam laporan pejabat Balai Penelitian dan Pengembangan Geoteknik (BPPTKG) Yogyakarta, Ahmad Sopari menjelaskan agar masyarakat tidak beraktivitas di tempat berbahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awan longsor termal (APG). Apalagi saat hujan di sekitar Gunung Merapi.
“Masyarakat harus mengantisipasi kekacauan terkait abu letusan Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, kami akan memeriksa tingkat aktivitas Gunung Merapi sekarang. “
Di sisi lain, ia mengimbau masyarakat Boyolali, khususnya yang berada di tiga kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi yakni Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah, serta Kecamatan Selo, BPBD Boyolali Suratno Penanggung jawabnya, jangan jangan panik, tapi lebih siap. .
“Khusus di tiga KRB Tlogolele, Klakah, dan Jrakah perlu ditingkatkan persiapannya,” ujarnya.
Suratno meminta tim relawan desa dan relawan bantuan bencana di Trogorelei, Jelaka, dan Kraka meningkatkan kualitas evakuasi swasta jika terjadi erupsi Gunung Merapi.
“Yang perlu diketahui warga ketiga KRB tersebut adalah meningkatkan kualitas evakuasi swasta jika terjadi erupsi Gunung Merapi, khususnya di Kraka, Trogorelei, dan Jeraka,” tutupnya.