Kebumen, prestasikaryamandiri.co.id – Mengantisipasi kenaikan harga pangan di pasaran, pemerintah kembali menambah jumlah pupuk yang diberikan menjadi Rp 28 triliun atau 9,55 juta ton pupuk berbayar pada tahun 2024. Pemerintah juga menilai pupuk berbayar aman . pupuk pada saat tanam bagi petani.
Hal tersebut diungkapkan Plt Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) RI saat berkunjung ke Desa Adiwarno, Kecamatan Buayan, Kebumen, Jawa Tengah pada Kamis (5/2/2024) sore. Ia juga menyebutkan, pemerintah akan menambah jumlah pupuk menjadi Rp28 triliun atau sebanyak 9,55 juta ton pupuk.
Bantuan pupuk meningkat dari 477 juta pada tahun 2023, kini meningkat dua kali lipat menjadi 955 juta, dengan penambahan anggaran sebesar Rp28 triliun, kata Prihasto Styanto.
Pihaknya juga berjanji tidak akan terjadi kekurangan pupuk untuk ternak, memasuki musim tanam kedua. Hal itu dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk menurunkan harga pangan, akibat ketidakstabilan El Niño pada tahun 2023.
“Jadi pupuk tidak lagi menjadi masalah, semua undang-undang terkait pupuk sudah dibuat dan kita perlu melaksanakannya dari kabupaten sampai ke bawah. Masalah pupuk tidak ada lagi, pemerintah sudah memberikan anggaran. “Untuk itu segala kesalahan bisa diatasi,” lanjutnya.
Selain subsidi pupuk, pemerintah pusat terus mengirimkan subsidi alat mesin pertanian (alsintan) ke beberapa daerah, termasuk Kebumen.
Menurut Prihasto, dukungan penggunaan mesin ini juga penting untuk mendukung produktivitas pertanian. Manfaatkan waktu Anda sebaik-baiknya di musim tanam. Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan berupa empat seksi pipa air di Jawa Tengah, untuk mengairi kawasan pertanian.
Kementerian Pertanian juga berencana memperluas areal tanam dengan memanfaatkan aliran sungai untuk mengairi sawah kering. Upaya ini untuk memenuhi kebutuhan pangan negara, karena menurutnya dalam satu bulan, satu juta hektar sawah harus ditanami beras untuk kebutuhan negara dalam tiga bulan ke depan.
“Sebaiknya sawah yang ada diolah dengan menggunakan sumber air, karena airnya banyak. Kalau ini dibuang ke laut tidak sayang, kenapa tidak dimanfaatkan? Tinggal dorong sedikit lima sampai enam meter baru bisa disiram,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Adiwarno, Bapak Wawan Rajiko, mengatakan kedatangan aparat Departemen Pertanian membuat para petani di desanya bisa bernapas lega. Hal ini dikarenakan kelompok tani mampu bersuara secara leluasa mengenai berbagai permasalahan pertanian yang mereka hadapi.
“Kami diberitahu pupuk itu aman, kami minta karena distribusinya terlalu lama dan agar petani bisa mendapatkan pupuk,” ujarnya.