Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diharapkan dapat menggalakkan energi baru terbarukan (EBT) untuk mencegah kelangkaan energi. Ketua Harian DPP Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Anan Wijaya menilai Indonesia memiliki potensi EBT yang besar dan mampu mencapai target swasembada yang terus digalakkan Presiden Prabowo.
“Untuk mengatasi krisis energi ini, tingkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan seperti biodiesel dari kelapa sawit, kelapa sawit, dan panel surya serta pembangkit listrik tenaga mikro hidro,” kata Anan dalam pidato bertajuk Kebijakan Ekonomi Indonesia. Era Prabowo” pada Selasa (12/10/2024) di Hotel Acacia, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Berdasarkan Outlook Energi Indonesia 2022 yang diterbitkan Dewan Energi Nasional (DEN), Indonesia memiliki energi terbarukan sebesar 3.643 gigawatt (GW). Potensi tersebut antara lain energi laut sebesar 17,9 GW, energi panas bumi sebesar 23,9 GW, bioenergi sebesar 56,9 GW, energi angin sebesar 159,9 GW, energi air sebesar 95,0 GW, dan energi surya sebesar 3.294 GW.
Indonesia menargetkan pengurangan penggunaan EBT sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.
Menurut Anant, pemerintahan Prabowo-Gibran harus mengambil langkah-langkah untuk menerapkan EBT secara maksimal. Lebih lanjut, kata dia, saat ini Indonesia sedang mengalami kekurangan energi karena ketergantungannya pada bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
“Tentang kekuatan reformasi energi, kita harus mengumumkan beberapa langkah, kekuatan reformasi energi, situasi kita saat ini adalah kekuatan yang lemah. Saya juga umumkan bahwa situasi kita lemah, kebutuhan minyak harian kita 1,2 juta.”
Sementara itu, Anan mengatakan jumlah produksi dua ladang minyak utama Indonesia tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua kilang tersebut adalah blok Rokan Riau yang memproduksi minyak tidak lebih dari 250.000 barel per hari.
“Sekarang produksi minyak di blok Cepu Bojonegoro tidak melebihi 200.000 barel per hari. Artinya kita masih kekurangan 600-700.000 barel per hari untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujarnya.
Selain membenahi EBT, Anan mengatakan pemerintah bisa melakukan survei untuk mencari sumur minyak baru. Katanya, itu milik Pertamina dan butuh dana besar.
“Karena dua kilang minyak kita, Blok Rokan di Riau dan Blok Cepu Bojonegoro yang kita dukung, tidak mampu memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang kebutuhan energinya per hari 1,1 juta hingga 1 juta. Sedangkan di dua blok tersebut, Blok Rokan dan Cepu , minyak untuk meningkatkan energi per hari Tidak lebih dari 400.000 barel. Jika hal ini dibiarkan maka akan berdampak pada devisa negara,” kata Anan.