Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Kecanduan rokok tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, kecanduan nikotin juga berdampak pada psikologi seseorang.

Nikotin diketahui merupakan zat adiktif yang dapat mempengaruhi otak sehingga menimbulkan perasaan senang dan rileks yang bersifat sementara. Nikotin juga mendorong keinginan untuk terus merokok, sehingga semakin sulit bagi pecandu untuk berhenti.

Pakar kesehatan masyarakat Dr Life Anisa mengatakan pemerintah harus mengadopsi cara Eropa dalam menangani masalah kecanduan rokok.

“Saya tahu di Belanda misalnya ada klinik pengobatan kecanduan, salah satunya rokok. Itu sebabnya klinik khusus untuk berhenti merokok ditunjuk. “Beberapa orang menggunakan produk alternatif sebagai alatnya,” dikutip Antara Life, Sabtu (25/05/2024).

Life mengatakan bahwa di Belanda, pemerintah mencoba menggunakan media yang berbeda untuk mengatasi kecanduan, termasuk menggunakan produk alternatif sebagai alatnya.

Pendekatan ini dapat dijadikan pembelajaran untuk membuat program terstruktur untuk mengurangi jumlah perokok dewasa, khususnya dengan penggunaan produk tembakau alternatif.

Meski perokok masih menghadapi masalah, studi terbaru yang dilakukan IPSOS pada tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 70% perokok Indonesia menganggap vaping lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa.

Hipotesis ini tentunya patut dipertimbangkan jika Indonesia ingin belajar dari negara lain untuk menurunkan prevalensi merokok di tanah air, kata guru besar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta ini.

Seruan untuk regulasi yang tepat sasaran pada industri vape adalah sebuah peluang untuk bergerak maju, katanya. Melalui transparansi, akuntabilitas, dan praktik yang bertanggung jawab, peraturan dapat meningkatkan standar layanan kesehatan masyarakat sekaligus mendorong inovasi.

Sebelumnya, pakar nikotin dan kesehatan masyarakat Dr Karl Fagerström mengatakan perdebatan tentang bahaya rokok elektrik dan produk alternatif lainnya telah dibahas oleh pakar kesehatan internasional dalam forum Smoke Free, Less Harm pada 7 Mei 2024 di Stockholm, Swedia. .

Fagerstrom mengatakan Swedia adalah contoh negara yang berhasil memperkenalkan produk tembakau alternatif sebagai bagian dari kampanye berhenti merokok.

“Perbedaan antara merokok dan menggunakan produk tanpa asap sangatlah penting. “Meski nikotin bersifat adiktif, namun tidak menyebabkan penyakit serius akibat merokok,” ujarnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *