Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pembayaran real-time atau ekonomi digital di Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar $1,9 miliar pada tahun 2023. Potensi pertumbuhan di masa depan masih besar.

“Dalam hal pembayaran real-time, Indonesia termasuk negara yang tertinggal namun masih bisa melakukan lompatan maju,” kata Ivan Irawan, Direktur IT Credit Bureau Indonesia, pada DigiBank Summit yang bertema “Acara Transformasi Bank Digital Terkemuka di Indonesia”. dalam penuturannya, Minggu (04/08/2024).

Ivan menjelaskan, berdasarkan banyak penelitian, Indonesia menempati peringkat kedelapan dunia dan ketiga di Asia Pasifik dalam hal pertumbuhan, hingga $1,9 miliar pada tahun 2023, atau meningkat 267% dibandingkan tahun 2022. “Pengangguran masih memiliki ruang untuk tumbuh,” katanya.

Dengan jumlah penduduk sekitar 275 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar penting bagi perkembangan bisnis digital. Berdasarkan survei Personal Financial Services 2021 McKinsey, sekitar 78% konsumen di Indonesia aktif menggunakan layanan perbankan digital, naik dari 57% pada tahun 2017.

Ivan menekankan pentingnya mengintegrasikan informasi kredit dalam transisi menuju perbankan digital. “Melihat pertumbuhan pembayaran real-time di Indonesia sangat menarik karena kita akan mendapatkan wawasan baru dari perilaku pembayaran untuk menambah dimensi baru dalam credit scoring, bukan sekedar informasi kredit,” ujarnya.

Dalam konteks bisnis pelaporan kredit, pembayaran real-time dapat memungkinkan dimensi baru dalam penilaian kredit, katanya. “Mengintegrasikan data pembayaran real-time dengan data kredit tradisional akan memungkinkan analisis perilaku pembayaran pelanggan yang lebih baik,” jelasnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *