Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Keputusan badan antariksa Amerika Serikat (NASA) yang membatalkan misi Volatiles Investigating Polar Exploration Rover (Viper) ke bulan mengejutkan banyak orang. Keputusan itu diambil pada Rabu (17 Juli 2024) waktu setempat.
Misi Viper merupakan upaya NASA mengirimkan kendaraan khusus ke kutub selatan Bulan. Kendaraan khusus tersebut diharapkan dapat menemukan es di sekitar kutub selatan bulan yang dapat digunakan oleh astronot AS.
Nantinya, es ini bisa digunakan oleh astronot Amerika untuk menjelajahi bulan dalam waktu yang lama. Sayangnya, misi tersebut dibatalkan.
“Ini adalah keputusan yang sangat sulit karena keterbatasan anggaran,” kata Nicola Fox, wakil direktur misi sains NASA.
“Ini adalah keputusan yang sangat sulit untuk diambil dalam kondisi anggaran yang menantang. Viper dirancang untuk menemukan es dan kami tahu betapa pentingnya hal itu,” tambah Fox. Menurut NASA, penjelajahan astronot ke bulan akan terlaksana secara optimal jika terdapat reaktor nuklir di satelit bumi. – (ISP/IST)
Menurut Dailymail, keputusan tersebut akan sangat merugikan Amerika Serikat yang saat ini sedang bersaing dengan China dalam penjelajahan bulan. Apalagi, China pekan lalu sempat disorot media internasional karena berhasil mendatangkan material dari kawasan kutub selatan Bulan ke Bumi.
“Ini merupakan pukulan terbaru terhadap reputasi AS sebagai kekuatan besar di luar angkasa. China bulan lalu menjadi negara pertama yang mengembalikan sampel dari sisi gelap bulan,” kritik Dailymail.
Joel Kearns, asisten administrator eksplorasi di Direktorat Misi Sains NASA, memahami kritik dan kekhawatiran tersebut. Ia juga memuji China yang mampu membawa material dari Bulan ke Bumi.
“Selamat kepada Badan Antariksa Nasional Tiongkok atas keberhasilan misi Chang’e-6,” katanya.
Namun, Joel Kearns menekankan bahwa AS tidak ketinggalan dalam perlombaan antariksa dengan Tiongkok.
“Kami yakin kami akan memiliki program sains yang lebih kuat dan kemampuan pendaratan di bulan yang lebih kredibel,” tutupnya.