Palembang, prestasikaryamandiri.co.id – Pelaku pembunuhan ibu dan anak di Palembang, Sumatera Selatan bersembunyi di rumah korban usai melakukan pembunuhan. Hal itu dibenarkan Kapolda Palembang AKBP Harryo Sugihhartono.
“Usai kejadian, suami korban (Anung) mencoba mendobrak pintu rumah dan melihat anaknya di dalam. Ternyata pelaku masih bersembunyi di rumah korban,” ujarnya, Rabu (17 April 2024). ).
Menurut penuturan pelaku bernama Suganda (31 tahun), ia melihat Anung menghampiri tetangganya dan langsung lari melalui pintu belakang dapur.
“Setelah keluar, pelaku langsung membuang telepon genggamnya dan mengganti pakaiannya. Pakaian tersebut didapat pelaku dari salah satu rumah yang ada di TKP,” kata Harryo.
Harryo mengatakan, kasus tersebut masih dalam penyelidikan, apakah merupakan pembunuhan berencana atau bukan.
Sebab, pelaku biasa membawa pisau, berganti pakaian, dan melempar telepon genggam, ujarnya.
Sementara itu, Suganda mengaku melihat Anung saat dalam perjalanan pulang dan langsung berlari keluar melalui pintu belakang.
“Saya juga ingin membunuhnya ketika saya melihatnya pulang bersama temannya, saya mengurungkan niat itu dan memutuskan untuk melarikan diri,” ujarnya.
Sebelumnya, Suganda memutuskan mengakhiri nyawa Wasilah (40) dan putrinya yang berusia 16 tahun karena menuntut gaji harian sebesar Rp150.000 yang dijanjikan suami korban.
Pada Rabu (17/04/2024), beredar video pengakuan Suganda hingga ke wartawan yang awalnya mendatangi rumah korban untuk menanyakan gajinya kepada Anung.
Saat pelaku tiba di tempat kejadian perkara (TCP), tepatnya di kediaman korban di Jalan Macan Lindungan, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, pelaku menemui istri Anung, Wasilah.
“Saya punya dendam dengan suaminya atas gajinya dan sesampainya di rumahnya, saya bertemu istrinya,” kata Suganda.
Sebelum mendatangi rumah korban, Suganda mengaku membawa pisau. “Saya datang bersama teman berinisial Hn, tugasnya hanya memantau dari luar,” ujarnya.
Selepas masuk ke rumah korban, Suganda menemui Wasilah, terjadi adu mulut dan langsung mencabut nyawa korban dengan pisau yang dibawanya.
“Putri korban yang menyaksikan kejadian tersebut langsung menghubungi seseorang, kemudian saya mengejarnya dan membunuhnya di dalam kamar. Saya mengambil pisau lagi dari sudut dapur rumah korban,” ujarnya.
Suganda mengaku bekerja sama dengan suami korban menebang pohon hingga mencapai ratusan ribu rupee.
“Dia mengajak saya bekerja secara kontrak menebang pohon, dan ketika saya melakukannya, saya dibayar Rp150.000,” jelasnya.
Kemudian Suganda mengatakan orang tuanya memberi tahu dia hanya digaji Rp 1,5 juta. “Meski perjanjiannya Rp3 juta dari total kontrak penebangan pohon, tapi karena masalah gaji tidak jelas dan ketika saya tanya selalu tidak ada kejelasan sehingga saya kesal dan sakit hati,” ujarnya.