Yogyakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, menyerukan penyelidikan apakah ada genosida di Jalur Gaza pasca serangan Israel terbaru di Jalur Gaza. Pengumuman ini menarik perhatian dunia, termasuk Ketua Komando Pusat Muhammadiyah Khaedar Nashir.
Khaedar mengatakan seruan Paus Fransiskus merupakan kombinasi perhatian dan komitmen global terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Seruan tersebut mencerminkan dukungan global di antara PBB dan negara-negara lain untuk mengakhiri genosida Israel di Jalur Gaza. Faktanya, banyak negara yang mendukung kemerdekaan Palestina, kata Khaedar di Yogyakarta, Senin (24/11/18).
Menurut Heydar, ada tiga langkah penting yang harus dilakukan. Pertama, mengatasi akar konflik Israel-Palestina melalui solusi dua negara.
“Jika akar masalah ini tidak dihilangkan, ketegangan dan konflik jangka panjang akan terus berlanjut,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya menciptakan dua negara yang mandiri dan berdaulat tanpa saling campur tangan.
Kedua, Khaedar menekankan pentingnya sanksi terhadap Israel. Ia mendukung seruan Paus Fransiskus mengenai mekanisme sanksi internasional yang kuat.
“Jika tidak ada sanksi, protes global akan berhenti dengan kata-kata. Yang penting sanksi ini tidak terulang lagi dan negara lain tidak terus mendukung tindakan tersebut,” jelasnya.
Ketiga, dalam konteks Indonesia, Khaedar menilai sikap tegas pemerintah sejalan dengan prinsip fundamental bangsa.
“Indonesia selalu menentang kolonialisme dalam bentuk apapun. “Ini bukan soal primordialisme, tapi komitmen Indonesia untuk melawan segala bentuk kolonialisme,” kata Haedar.
Ia juga mendesak Indonesia untuk terus menggalang dukungan global terhadap solusi dua negara dan sanksi terhadap Israel.
Khaedar berharap momentum ini menjadi titik awal terciptanya tatanan dunia baru yang lebih berkeadilan bagi Palestina. Tak hanya menyampaikan simpati kepada semua pihak, ia juga menyerukan agar dilakukan langkah konkrit melalui mekanisme yang ada seperti PBB dan Mahkamah Internasional.