YANGON, prestasikaryamandiri.co.id – Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing meminta maaf setelah pasukan keamanan negara itu melepaskan tembakan dalam sebuah insiden.

Penembakan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok penentang pemerintah Myanmar.

Sayada Bhadanta Munindavivamsa, 78, guru, penulis terkemuka tentang agama Buddha dan penentang terang-terangan kudeta militer terhadap pemerintahan sipil di Myanmar akibat pemilu tahun 2021.

Ia ditembak mati pada 19 Juni 2024 saat bepergian dengan mobil di sekitar Central Mandal.

Media yang dikuasai junta awalnya menyalahkan oposisi atas pembunuhan tersebut. Namun seorang biksu senior yang berada di lokasi kejadian keesokan harinya mengatakan pasukan keamananlah yang bertanggung jawab.

Pengumuman itu menjadi viral di media sosial dan junta menyatakan sedang menyelidiki insiden tersebut.

“Kami sangat sedih atas hilangnya Sayada Bhadanta Munindavivamsa,” kata pemimpin junta militer Min Aung Huling dalam surat yang dibacakan di biara Abbott.

“Kami ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus atas masalah ini,” kata surat itu.

Ia menjelaskan, mobil yang ditumpangi Abbott tidak memiliki simbol agama dan tidak melambat di pos pemeriksaan. Hal ini menyebabkan pasukan junta melepaskan tembakan.

Investigasi sedang dilakukan dan junta akan bertindak berdasarkan fakta. Pemakaman Abbott akan dilangsungkan pada Kamis (27 Juni 2024).

Junta militer telah lama berupaya untuk menampilkan dirinya sebagai pelindung agama mayoritas Myanmar, Budha. Namun para pendeta juga berada di garis depan dalam oposisi politik terhadap junta.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *