Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pasar kripto Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi hub atau hub Asia Tenggara (ASEAN) dan membentuk tren kripto global di masa depan. Pasalnya, potensi pasar kripto di Indonesia masih sangat tinggi dan baru 7% masyarakat yang memanfaatkannya.
“Pasar kripto Indonesia dapat menjadi pusat Asia Tenggara dan berperan dalam membentuk tren global saat ini dan masa depan,” kata Timotheus Martin, Direktur Pemasaran PT Pintu Kemana Saja (Pintu). Ia berpartisipasi sebagai panelis pada Jumat (30/08/2024) dalam acara bertema “Asian Exchanges Shaping the Global Crypto Scene”.
Timotheus mengungkapkan, adopsi kriptografi saat ini baru mencapai 7% dari 275 juta penduduk Indonesia atau setara dengan 20 juta investor pada pertengahan tahun ini. Jumlah ini lebih dari 18 juta investor pada akhir tahun 2023. “Pertumbuhan ini akan terus berlanjut karena kapasitasnya masih sangat tinggi,” jelasnya.
Menurut Timotheus, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama pasar kripto global, karena Asia Tenggara merupakan kawasan penting bagi industri kripto dunia.
Indonesia berpeluang besar menjadi pemain besar di Asia Tenggara karena jumlah investor dan nilai transaksi mencapai Rp309 triliun dalam 6 bulan terakhir, meningkat 4,55 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang hanya sebesar Rp. 55,4 triliun. “Jumlah ini sangat besar dibandingkan kontribusi satu negara,” tambahnya.
Selain itu, pasar kripto Asia Tenggara memiliki potensi besar karena regulasinya yang ramah, sehingga memberikan rasa aman bagi pengguna dalam berinvestasi. Secara khusus, perdagangan aset kripto di Indonesia diatur oleh Bappebti yang mengklasifikasikan aset kripto sebagai komoditas yang dapat diperdagangkan di bursa berjangka. Selain itu, Self-Regulatory Organization (SRO) berperan dalam memantau perdagangan.