Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pakar Hukum Universitas Soedirman (Unsoed) Purwokerto Hibnu Nugroho mengapresiasi upaya Polres Cirebon yang mengklarifikasi pernyataan Linda terkait kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon tahun 2016.
Ia menilai tantangan bagi Linda adalah upaya polisi untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai kasus tersebut. Ini upaya. Masih ada informasi lebih lanjut, ujarnya saat berbicara kepada BTV, Selasa (28/05/2024).
Hibnu menegaskan, orang yang akan diperiksa sebagai saksi harus menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan ketika saksi ditanya apakah mereka sehat.
“(Orang yang dirampas) tidak bisa dijadikan pedoman penyidik. Kalau ada yang diperiksa, harus diperiksa kesehatannya dulu. Kalau dirampas, percuma. Sebut saja yang siap dan sehat,” ujarnya. . . dia berkata
Hibnu berharap dengan memeriksa Linda dan saksi-saksi lainnya, polisi mendapat keterangan atau keterangan tentang kisah nyata kasus tersebut.
“Lokus dan Tempus delectinya harus jelas. Jadi ceritanya jangan loncat-loncat karena diserahkan ke JPU. Kalau loncat-loncat ya balik lagi,” tuturnya.
Sebelumnya, Polsek Cirebon Kota memanggil Linda sebagai saksi untuk penyidikan. Linda diinterogasi bersama pengacara selama 4,5 jam di Mapolres Cirebon Kota.
Penyidik Polda Jabar melontarkan 30 pertanyaan kepada Linda selama pemeriksaan. “Ada sekitar 30 pertanyaan. Dulu mereka menanyakan biodata, bagaimana mereka mengenal Anda, semua itu hanya pertanyaan normatif,” kata Putri Maya Rumanti, salah satu pengacara Vina, kepada awak media, Selasa (28 Mei). ). /2024).
Menurut Putri, Linda yang diperiksa polisi tidak sesuai dengan sosok yang beredar di media sosial (medsos). Linda tidak memiliki tato di tangannya.
“Sebelumnya ujiannya baik-baik saja, semuanya aman, orang selalu bertanya siapa Linda yang bertato, Linda tidak bertato. Jadi orang media sosial itu bukan Linda. Linda ini yang punya Vina,” ujarnya . , menunjukkan tangannya kepada Linda.