Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Orang nomor satu di AS akan segera ditentukan melalui pemilihan presiden (pilpres) yang mencakup pertarungan antara Kamala Harris dan Donald Trump. Untuk itu, Indonesia diminta beradaptasi dengan kebijakan pemimpin baru Amerika Serikat (AS). 

Pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana mengatakan Indonesia perlu menyesuaikan kepentingan nasionalnya dengan kebijakan pemerintahan baru AS di bawah kepemimpinan Kamala Harris atau Donald Trump agar diplomasi kedua negara dapat berjalan dengan baik.

“Kami tidak mempunyai kemewahan untuk memutuskan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Jadi siapapun yang menang dengan kebijakan yang ada, kita harus beradaptasi dengan kebijakan itu,” kata Juwana kepada prestasikaryamandiri.co.id, Selasa (11/5/2024).

Juwana mengatakan Kamala Harris dari Partai Demokrat cenderung mendukung proses perdamaian. Selain itu, Kamala Harris selalu berupaya melakukan berbagai upaya untuk menjamin ditaatinya hak asasi manusia. Hal ini sejalan dengan Indonesia yang selalu mengedepankan perdamaian dan kemanusiaan.

Sementara itu, Giuvana mengatakan Donald Trump dari Partai Republik ingin AS menjadi “polisi dunia”. Trump, kata Juwana, sebagai pemimpin juga tidak segan-segan menjual berbagai alat kepada industri pertahanannya. Hal ini juga bisa memudahkan Indonesia untuk membeli alutsista AS untuk mendukung kedaulatan Indonesia.

Namun, ada kekhawatiran jika Trump menang, situasi dunia akan menjadi lebih berbahaya, khususnya dapat menghambat perdamaian di Gaza dan Ukraina. Kerusuhan global, kata Juwana, dapat menggagalkan misi Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Meski demikian, Juwana menegaskan siapa pun pemenang pemilu presiden AS, Indonesia harus tetap adaptif dan memaksimalkan kebijakan AS demi kepentingan nasional. 

“Saya melihat ke depan, hubungan Indonesia dan Amerika Serikat, yang di bawah kepemimpinannya kita mempunyai kemampuan untuk memaksimalkan dan kemudian mengoptimalkannya untuk kepentingan nasional kita, tidak ingin memiliki preferensi tertentu tentang siapa yang harus memenangkan Amerika Serikat.” Pemilihan presiden negara bagian,” tegasnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *