Tel Aviv, prestasikaryamandiri.co.id – Kematian Yahya Sinwar oleh tentara Israel merupakan pukulan telak bagi Hamas. Namun, para ahli percaya bahwa kecil kemungkinannya bahwa milisi akan hancur total.
Diketahui, sejumlah pemimpin di Gaza memiliki reputasi Yahya Sinwar. Dia adalah pemimpin yang terkenal dan berani.
Yahya Sinwar adalah duri di pihak Israel, dan orang yang dipercaya oleh banyak warga Gaza. Mereka melihatnya sebagai pertahanan terkuat dalam perang melawan Israel.
Oleh karena itu, tewasnya Sinwar dalam baku tembak di Jalur Gaza pada Rabu (16/10/2024) dinilai merupakan kerugian besar bagi Hamas.
“Sinwar, 61 tahun, dianggap oleh banyak warga Palestina dan jutaan orang Arab dan Muslim sebagai simbol keberanian menantang Israel,” komentar Fawaz Gerges, profesor hubungan internasional di London School of Economics.
Ia menambahkan, meninggalnya Yahya Sinwar merupakan pukulan telak bagi Hamas.
Israel akan berada di tempat yang sama setelah Sinwar dinyatakan tewas. Situasi ini tidak terlalu menyelesaikan situasi strategis mereka, lanjut Fawaz Gegez.
Mkhaimar Abusada, profesor ilmu politik di Universitas Al-Azhar di Gaza, meyakini kematian Yahya Sinwar merupakan pukulan besar, namun ini bukanlah akhir bagi Hamas.
“Hamas memandang dirinya sebagai gerakan pembebasan nasional, melawan pendudukan Israel,” kata Abusada.
“Jika salah satu pemimpin meninggal, pemimpin lainnya akan mengikuti dan perang akan terus berlanjut seperti itu. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” tegasnya.