Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Studi iSeeCars.com menunjukkan rata-rata harga mobil listrik mengalami penurunan setelah digunakan. Jadi, pepatah bahwa mobil kehilangan nilai setelah dikendarai memang benar, tetapi mobil listrik membawa pepatah ini ke tingkat yang benar-benar baru.
Mengutip CNBC International, Sabtu (6/4/2024), penurunan tajam nilai kendaraan listrik menjadi kendala utama penerapannya secara luas.
Rata-rata harga mobil listrik bekas di Amerika Serikat (AS) antara usia satu hingga lima tahun turun 31,8% dalam 12 bulan terakhir, atau setara dengan kerugian US$ 14.418, kata studi tersebut.
Sebagai perbandingan, kendaraan berbahan bakar fosil konvensional hanya mengalami penurunan sebesar 3,6% dalam 12 bulan.
“Harga mobil listrik bekas yang rendah dapat meningkatkan minat sebagian pembeli, sehingga mengurangi permintaan mobil listrik baru,” kata analis eksekutif iSeeCars, Karl Brauer.
Dia menambahkan, aspek termahal dari memiliki mobil baru adalah nilai kerugian yang hilang dari sebuah mobil baru dalam beberapa tahun pertama.
“Seiring dengan semakin banyaknya pembeli mobil baru yang menyadari penurunan drastis nilai kendaraan listrik, mereka akan berhenti membeli,” jelasnya.
Sementara itu, David Kuo, analis saham dan salah satu pendiri Smart Investor, mengatakan ketidakmampuan mobil listrik mempertahankan nilai menjadi kendala investasi di industri.
Menurut Kuo, mobil listrik mirip dengan barang elektronik konsumen lainnya seperti laptop dan ponsel karena mudah kehilangan nilai dan relevansinya setelah dijual.
“Depresiasi kendaraan listrik juga sama, pembeli awalnya bisa mengeluarkan US$20.000 atau US$30.000 untuk membeli. Namun dalam setahun, laju penyusutannya akan lebih cepat dibandingkan kendaraan bermesin pembakaran dalam, tutupnya.