LONDON, britsatu.com – Mohammed Idris, pemilik Bash Cafe di selatan Belfast, Inggris, mengaku nyawanya dalam bahaya dan tidak ada harapan di kota itu setelah kafenya dibakar dalam kerusuhan pada Sabtu (04/08). /2018). . 2024) yang menentang imigran dan Muslim.

Mohammed Idris, yang tinggal di Belfast sejak 2002, mengatakan hingga pekan lalu bisnisnya di Sandy Row menjadi sasaran kerusuhan tahun lalu. “Toko komputer saya rusak parah, begitu pula kafe ini. Kafe ini adalah penyelamat, sekarang tidak ada harapan lagi,” kata Idris kepada BBC News, Senin (8/6/2024).

Mengingat malam kafenya diserang, dia mengatakan sekelompok orang meneriakkan namanya: “Di mana Mohammed?” Kemudian mereka memecahkan jendela di lantai dasar. “Bukan mudah buat saya, susah sekali kalau mereka tahu nama saya. Mengerikan, nyawa saya terancam. Sekelompok orang datang dan meneriakkan nama saya,” ujarnya.

Sementara Bashir yang berambut pendek dan berjanggut mengenakan syal merah dan menatap ke arah kamera. Dia berdiri di luar tempat usahanya yang bobrok di Sandy Row. Bashir tidak henti-hentinya berpikir bahwa bisnis milik Muslim menjadi sasaran kerusuhan.

Petugas menyarankan bisnis di Jalan Donegal tutup pada Sabtu sore, kata Bashir. Dia kembali ke toko sekitar tengah malam ketika seorang teman memberitahunya bahwa toko itu terbakar. “Tidak ada yang bisa diselamatkan,” katanya.

Bashir juga mengkritik respons polisi terhadap kerusuhan di daerah tersebut. “Media sosial memainkan peran besar dalam kerusuhan akhir pekan lalu,” kata Bashir.

Demonstrasi dan kerusuhan mengguncang Inggris pada Senin (29/7/2024) setelah tiga gadis tewas dan 10 lainnya terluka dalam penikaman massal di Southport, Merseyside. Penikaman itu terjadi di acara bertema Taylor Swift di sebuah sekolah tari di Southport. Ketiga putrinya adalah Babe King (usia 6), Elsie Dot Stancombe (usia 7) dan Alice DaSilva Aguilar (usia 9).

Insiden di Southport memicu kemarahan warga, yang dimanfaatkan kelompok sayap kanan untuk menyebarkan disinformasi. Kelompok sayap kanan menyebarkan kabar bahwa tersangka penikaman adalah seorang imigran. Mereka sengaja menyebarkan informasi palsu ini untuk memicu protes anti-Muslim dan anti-imigran di Inggris.

Polisi menangani kekerasan di Rotherham, Middlesbrough, Bolton dan banyak tempat lain di seluruh negeri pada hari Senin. Lebih dari 150 orang ditangkap selama akhir pekan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *