Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Asosiasi Transportasi Indonesia Pusat (MTI) menawarkan aplikasi tunggal bagi pemudik peserta Program Repatriasi Gratis. Hal ini hanya diperuntukkan bagi pemudik yang melakukan program mudik gratis di satu tempat.
Menurut Wakil Presiden MTI Pusat Jenderal Djoko Sitijovarno, banyak kursi kosong karena pemudik tidak berkunjung dan memilih kendaraan lain yang lebih menarik dan gratis untuk pulang. Oleh karena itu, dia menyarankan agar pemerintah membuat aplikasi untuk melacak kehadiran pemudik di satu tempat saja.
“Saya kira banyak kursi yang kosong (tahun ini), sampai 10%. Makanya perlu dibuat satu platform atau satu saluran, supaya kalau mudik hanya bisa mendaftar satu tempat, dan sekarang bisa mendaftar. lebih lanjut,” kata Djoko kepada prestasikaryamandiri.co.id, Jakarta, Rabu (17/4/2024).
Jika ada penumpang yang tidak hadir, pemudik harus menginformasikannya melalui aplikasi, kata Djoko. Jika tidak melapor akan dikenakan sanksi.
Selain itu, pemberangkatan Program Repatriasi Gratis juga harus dilakukan di stasiun. Sebab, Djoko menilai meninggalkan program rumah gratis di luar stasiun bisa menimbulkan kecelakaan.
“Kita lihat kemarin masih ada ruang kosong seperti di Monas, dan ini sudah menimbulkan permasalahan yang berujung pada kecelakaan. Tidak ada sabuk pengaman, tidak ada tempat istirahat, pemberangkatan tidak jelas hampir 24 jam, dan terjadi kemacetan kemungkinan kecelakaan.”, Seperti yang dia katakan.