Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Masyarakat Pariwisata Indonesia (MTI) menyoroti kebijakan Presiden Joko Widodo yang menerapkan sistem transportasi modern seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Pembangunan MRT dan LRT pada masa Presiden Jokowi dinilai tepat.
Diketahui, MRT yang dimulai tahap I ini baru diluncurkan Presiden Joko Widdo pada 2019. Sedangkan LRT Jakarta, Bogor Depok, Bekasi (Jabodebek) akan diresmikan Jokowi pada 2023.
Wakil Presiden Bidang Pengembangan dan Pengembangan Wilayah MTI Djoko Setijowarno mengatakan proyek MRT dan LRT sudah lama dibicarakan di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, negara-negara lain telah melalui diskusi panjang untuk mewujudkan cara transportasi modern.
Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan keputusan tegas dari Wali Kota. “Sama halnya di luar negeri, kalau MRT di Perancis, di Jepang lama, tentu akan terjadi perdebatan. Oleh karena itu, sudah 30 tahun Jokowi berdiskusi, perlu keputusan yang kuat untuk mewujudkannya, kalau tidak, tetap ada pertemuan,” ujarnya.
Djoko menjelaskan, salah satu indikator berkembangnya MRT dan LRT adalah tingkat kepadatan penduduk di wilayah tersebut. Menurutnya, pembangunan MRT dan LRT pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi sudah tepat.
Selain itu, MRT dan LRT beroperasi di Jakarta dan sekitarnya yang kepadatan penduduk dan mobilitasnya sangat tinggi.
“Memang populasinya padat dan besar. Ini penting karena kita tidak bisa lagi mengandalkan jalur penyeberangan, sudah berakhir,” kata Djoko.
Pengamat transportasi itu menambahkan, keberadaan MRT dan LRT yang dibangun pada masa Jokowi memberikan dampak nyata terhadap mobilitas lokal di Jakarta dan sekitarnya. Menurutnya, MRT dan LRT menawarkan ketepatan waktu, kenyamanan, dan harga terjangkau yang dicari masyarakat.
Namun, kata dia, baik pemerintah pusat maupun daerah masih mempunyai pekerjaan rumah untuk membenahi angkutan umum di kawasan pemukiman. Kami berharap hal ini dapat memudahkan masyarakat dalam menggunakan transportasi umum dan mengurangi tingkat kemacetan akibat penggunaan mobil pribadi.
“Menciptakan angkutan umum dari seluruh kawasan pemukiman menjadi benar-benar murah,” jelas Djoko.
Selain Jabodetabek, Djoko juga menegaskan, ke depan pemerintah akan lebih memperhatikan pemerataan kehidupan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T (tertinggal, perbatasan, dan terluar).
Dikatakannya, tidak semua kawasan cocok dibangun MRT atau LRT, namun kawasan lain bisa diperkuat dengan angkutan umum seperti bus atau kendaraan lain yang mempengaruhi kawasan pemukiman.
Bicara soal perjalanan modern, Djoko pun berharap kedepannya angkutan umum bisa beralih menggunakan listrik.
“Kereta kota yang sudah asyik dipromosikan ke KRL seperti di Solo, Jogja bagus, lalu Surabaya Raya dan Bandung Raya. Ini yang cepat. Sementara kota-kotanya hanya berbasis jalan raya, tapi dengan Kendaraan Listrik Kalau bicara energi, 20 tahun lagi minyak habis, habislah.