Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Produsen mobil listrik asal China mulai memasuki pasar ASEAN, khususnya Singapura. Pasalnya, pemerintah Singapura telah memperpanjang masa insentif kendaraan ramah lingkungan. Selain itu, negara ini fokus pada ekosistem, seperti pengisian kendaraan listrik.
Melansir CNBC International, Jumat (8/9/2024), Zeekr merupakan debut terbaru di Singapura, menyusul debut Geely di Singapura. Model Mobil Sport (SUV) Premium, Zeekr
Seminggu yang lalu, Xpeng Motors mengumumkan masuknya ke pasar Singapura dengan Xpeng G6. Harga yang disarankan adalah US$209.999 atau Rp2,5 miliar untuk model standar dan US$224.999 atau Rp2,7 miliar untuk model jarak tempuh tinggi.
Mars Chen, Wakil Presiden Zeekr, mengatakan selain memperluas kendaraan listrik ke Singapura, pihaknya yakin ada keinginan untuk menjadikan kendaraan listrik lebih dari sekadar kendaraan.
“Namun kendaraan listrik memberikan pengalaman berkendara premium dengan beragam fasilitas yang meningkatkan kehidupan kota,” jelas Chen.
“Kami optimis peluncuran ini akan memperluas jangkauan kami di Asia Tenggara dan sekitarnya,” ujarnya.
Sejak BYD hadir di Tanah Air sejak 2014, mobil listrik asal Tiongkok bukanlah barang baru di Singapura.
Diketahui, puluhan taksi listrik BYD pertama kali muncul di jalanan Singapura pada Desember 2014. Selain itu, perusahaan juga telah memperkenalkan berbagai kendaraan listrik seperti e6 dan Seal, mulai dari truk dan bus hingga mobil penumpang.
Produsen mobil Tiongkok lainnya seperti GAC Aion dan Chery juga telah memperkenalkan model mobil listrik di Singapura.
Diketahui, Singapura ingin meninggalkan mobil diesel dan taksi mulai tahun 2025, serta kendaraan bermesin pembakaran internal mulai tahun 2030. Hal ini merupakan bagian dari langkah pemerintah untuk memastikan semua kendaraan menggunakan energi ramah lingkungan pada tahun 2040. .
Pada semester pertama tahun 2024, satu dari tiga mobil baru yang dijual di Singapura adalah mobil listrik. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2023.
Pada tahun 2024, adopsi kendaraan listrik telah meningkat secara signifikan dengan skema insentif dan emisi yang membantu mengurangi biaya awal kepemilikan kendaraan listrik menjadi US$40.000 atau Rp480.000.
Ketersediaan infrastruktur pengisian daya telah lama menjadi masalah, namun pemerintah mengatakan pemasangannya sudah berjalan sesuai rencana.
“Langkah ini untuk mendukung populasi kendaraan listrik yang besar dengan 60.000 titik pengisian daya pada tahun 2030, dengan lebih dari 7.100 titik pengisian kendaraan listrik terpasang di seluruh negeri sejauh ini,” kata Menteri Transportasi Singapura Chee Hong.