Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Sebagian besar negara anggota Uni Eropa (UE) sepakat mendukung penerapan kenaikan harga pembelian kendaraan listrik dari China. Dari seluruh merek mobil listrik di Tiongkok, SAIC adalah yang paling rentan.

Tarif ini akan berlaku mulai 31 Oktober 2024 dan akan ditambahkan di atas tarif pajak tetap sebesar 10%. Kebijakan tersebut berlaku selama lima tahun.

Menurut Arena EV, Sabtu (5/10/2024), harga yang dibayarkan untuk semua pabrikan tidak sama. Misalnya BYD membayar pajak impor sebesar 17%, Geely mendapat tambahan pajak sebesar 18,8%, dan Tesla membayar pajak sebesar 7,8%. Di sisi lain, SAIC adalah yang paling terkena dampaknya, dengan pajak impor sebesar 35,3%. Meski Tesla bukan pabrikan mobil Tiongkok, sebagian besar mobil yang dijual di Eropa adalah buatan Tiongkok.

Menurut laporan Bloomberg, Jerman, Hongaria, Malta, Slovakia dan Slovenia menolak proposal tersebut. Saat ini, Bulgaria, Denmark, Estonia, Prancis, Irlandia, Italia, Latvia, Lituania, Belanda, dan Polandia mendukung kenaikan pajak. Sedangkan Austria, Belgia, Kroasia, Siprus, Republik Ceko, Finlandia, Yunani, Luksemburg, Portugal, Rumania, Spanyol, dan Swedia memilih tidak hadir.

Meski tarif barang impor tersebut telah diterapkan, Tiongkok dan Uni Eropa masih berupaya mencari solusi yang sesuai dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.

Namun hal tersebut tidak akan mudah karena meski penyelidikan telah dilakukan oleh Komisi Eropa, China masih membantah tuduhan bahwa mereka memberikan subsidi kepada produsen kendaraan listriknya sehingga membuat harga mobil elektronik China menjadi lebih murah.  

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *