Muara Enim, prestasikaryamandiri.co.id – PT Pertamina EP Limau Field melatih warga Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) membuat aneka makanan bahkan sabun dari bahan turunan jeruk.
“Dulu jeruk yang rasanya asam sulit dipasarkan,” kata Khairil Anam, Ketua Kelompok Kerja Pengendalian Hama Terpadu Jeruk Desa Air Talas, saat ditemui prestasikaryamandiri.co.id di Muara Enim, Kamis (9 Desember). 2024).
Ia mengatakan, sejak tahun 2019, berkat dukungan dan pelatihan dari Pertamina, warga telah berinovasi dengan mengolah produk turunan jeruk menjadi sirup, sabun, dan berbagai makanan seperti stik keju dan biskuit, bahkan mengubah limbah jeruk menjadi plastik.
Saat ini, sekitar 350 keluarga di Desa Air Talas menanam jeruk asal daerah Bali yang berkhasiat manis. Pohon jeruk di kota ini bisa dipanen tiga kali dalam setahun, dengan produksi mencapai 300 ton per tahun.
Limau Field Pertamina EP Asset 2 Senior Manager, Rachman Para Buana mengatakan, pada tahun 2022 ini Pertamina mendorong warga Desa Air Talas untuk membentuk kelompok Bude Arta yang mengolah buah jeruk menjadi makanan seperti kue susu, sirup jeruk, dan selai jeruk. Kemudian, pada tahun 2023, grup Tunas Hijau yang beranggotakan produsen jeruk dibentuk untuk memproduksi Tricoderma, pupuk organik tanpa limbah.
“Pada tahun 2024 akan ada program inovasi bioplastik bernama Pakl Manis (pengolahan limbah kulit jeruk siam, air talas) yang bergerak di bidang pertanian organik,” ujarnya.
Direktur Desa Air Talas I Gede Arsana mengungkapkan, penjualan produk jeruk melalui Bude Arta saat ini meningkat 59% menjadi Rp 1 juta per bulan dari sebelumnya hanya Rp 411.111 per bulan. Selanjutnya pendapatan petani jeruk dari budidaya jeruk meningkat sebesar 20%, dari hanya Rp 2,055 juta per bulan menjadi Rp 2,555 juta per bulan.
Dilihat dari pemanfaatan limbah kulit jeruk saat ini sebesar 10,4 ton per bulan, pengurangan konsumsi plastik sebesar 26% di RSUD Kota Prabumulih atau setara dengan 37,88 ton per tahun.