London, prestasikaryamandiri.co.id – Korban tewas dalam perang Gaza Israel mungkin melebihi 186.000 orang. Angka tersebut muncul berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet.
Jumlah tersebut mewakili hampir 8 persen dari 2,3 juta populasi Gaza sebelum perang, menurut penelitian tersebut.
Sejak Israel melancarkan serangan militernya di Jalur Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh. Statistik tersebut didasarkan pada Otoritas Kesehatan Gaza, yang dijalankan oleh milisi Hamas.
Namun, studi Lancet memperingatkan bahwa jumlah korban jiwa sebenarnya bisa jauh lebih tinggi karena kerusakan pada fasilitas kesehatan, jaringan distribusi makanan, dan infrastruktur penting lainnya.
Memperburuk krisis kemanusiaan, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat juga menghadapi pemotongan dana yang signifikan.
Menurut data PBB, hingga Februari tahun ini saja, lebih dari 10.000 jenazah diyakini terkubur di bawah reruntuhan dan 35 persen bangunan di Gaza telah hancur.
“Dalam konflik baru-baru ini, kematian tidak langsung berkisar antara tiga hingga 15 kali lebih tinggi dibandingkan kematian langsung,” studi tersebut melaporkan.
Dengan menggunakan perkiraan konservatif yaitu empat kematian tidak langsung untuk setiap kematian langsung, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak masuk akal untuk memperkirakan bahwa 186.000 atau lebih kematian dapat diakibatkan oleh hal ini.
Studi Lancet juga menanggapi klaim pemalsuan data jumlah korban tewas dalam perang Gaza, yang digambarkan sebagai omong kosong oleh intelijen Israel.
“Dokumentasi skala sebenarnya sangat penting untuk memastikan tanggung jawab historis. Ini juga merupakan persyaratan hukum,” studi tersebut menunjukkan.