Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena La Nina akan berlangsung hingga Februari 2025. Hal ini berpotensi meningkatkan curah hujan bulanan hingga 40%.

Dikutip dari Instagram resmi BMKG, Senin (11/11/2024), La Nina merupakan kebalikan dari El Nino, yakni anomali iklim global yang ditandai dengan peningkatan suhu permukaan laut (SST) di wilayah tropis bagian tengah dan timur. Samudera Pasifik adalah sebuah fenomena. berada di bawah rata-rata.

Fenomena ini seringkali diikuti dengan perubahan pola sirkulasi Walker (sirkulasi atmosfer timur-barat di sekitar garis khatulistiwa) pada lapisan atmosfer, sehingga mempengaruhi pola iklim dan cuaca global.

La Nina biasanya terjadi dalam siklus 3-7 tahun. Pada periode ini, suhu air laut mendingin di kawasan Pasifik bagian timur (lebih dekat ke Amerika Selatan), sedangkan di kawasan Pasifik bagian barat (Indonesia) menjadi lebih hangat dari biasanya.

Oleh karena itu, proses penguapan dan pembentukan awan hujan di Indonesia semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan jumlah curah hujan di Indonesia.

Namun BMKG memperkirakan anomali iklim tidak akan terjadi pada tahun 2025. Pasalnya, El Niño-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) diperkirakan akan tetap dalam kondisi netral sepanjang tahun.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *