Surabaya, prestasikaryamandiri.co.id – Seorang penjual biskuit akhirnya bisa ke Tanah Suci setelah menabung R10.000 sehari.

Nur Hasanah (63), warga Probolingo, Jawa Timur, akhirnya bisa tersenyum. Selama 13 tahun terakhir, ia menyisihkan sebagian penghasilannya dari berjualan kerupuk di Pasar Wonoasih di Probolingo. Hasilnya karena dia mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji.

“Saya berjualan kerupuk di Pasar Wonoasih dan menabung selama 13 tahun sejak tahun 2011. Saya menabung Rp 5.000 atau Rp 10.000 setiap hari,” kata Noor Hassanah, Jumat (24/5/2024).

Sejak usia 19 tahun, ia bekerja berjualan kerupuk di pasar Wonoasih. Dalam sehari, wanita berusia 63 tahun ini menderita AMD 600.000-1,2 juta. Nur Hasana tidak boleh lupa menyisihkan sebagian penghasilannya sebesar 5.000, 10.000 hingga 50.000 untuk berhaji.

Nur Hasana yang merupakan jemaah haji Surabaya ke-43 ini mengaku mulai mendaftar haji pada tahun 2011 bersama suaminya.

Usaha penjualan kerupuk ini dimulai setelah shalat Subuh. Kemudian Noor Hasana membawa kerupuknya ke pasar, menyiapkan produknya dan menunggu pelanggan yang ingin membeli kerupuknya.

Harga biskuit kemasan kecil adalah AMD 1000. Biskuit kemasan biasanya dijual seharga 10.000 dram.

Usai membayar biaya haji, Nur Hasana mulai mempersiapkan mental dan fisik. Dia tidak mau meninggalkan doanya.

Bahkan ketika dia menderita sakit saraf, dia berdoa dengan khusyuk dan membaca Surat Yasin. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *