Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Kelompok LGBTQ+ di Amerika Serikat menilai mereka berada dalam posisi genting di bawah kepemimpinan kedua Donald Trump yang memenangkan pemilu presiden Amerika Serikat 2024 pada Rabu (6/11/2024).

Kemenangan ini membuat kelompok LGBTQ+ khawatir, mengingat rekam jejak Donald Trump dan pasangannya, J.D. Vance, yang diduga menjalankan misi khusus untuk menghilangkan hak-hak penting komunitas LGBTQ+.

“Mereka dituduh menghabiskan jutaan dolar untuk belanja iklan yang menggunakan pesan-pesan anti transgender selama kampanye,” seperti dikutip Context, Kamis (7/11/2024).

Beberapa kekhawatirannya adalah kebijakan kepresidenan Donald Trump. Mereka khawatir sejumlah kebijakan akan mengubah hak-hak LGBTQ+ Amerika, khususnya kaum transgender.

Donald Trump bahkan menggunakan isu ini sebagai bagian dari kebijakannya untuk melindungi anak-anak dari kegilaan gender sayap kiri.

“Rencana tersebut mencakup pelarangan perawatan medis yang mendukung gender bagi anak-anak trans, program negara yang ‘mendorong’ perubahan gender pada usia berapa pun, dan pelarangan atlet perempuan trans untuk berpartisipasi dalam olahraga wanita,” jelas Context. Gambar. – (Spesial)

Bukan main-main, Donald Trump diyakini akan tegas menerapkan kebijakan tersebut. Setiap profesional medis yang memberikan perawatan medis kepada anak-anak trans akan didiskualifikasi dari Medicare dan Medicaid.

Guru yang menyarankan agar anak-anak memiliki identitas gender selain jenis kelamin biologis mereka juga menghadapi konsekuensi yang mengerikan. Termasuk, pemerintah Amerika hanya mengakui gender laki-laki atau perempuan.

Melalui rencana ini, orang tua juga akan dapat mengontrol apa yang dipelajari anaknya di sekolah. “Donald Trump telah berjanji untuk memotong dana federal untuk sekolah-sekolah yang mempromosikan ‘ideologi gender’ atau konten lain yang dianggap ‘tidak pantas’ untuk anak-anak,” tulis Context.

Berdasarkan pengalamannya, Donald Trump selalu berselisih dengan kelompok LGBTQ+. Selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden, Donald Trump berupaya melemahkan perlindungan anti-diskriminasi bagi kelompok LGBTQ+ di berbagai bidang seperti layanan kesehatan, pekerjaan, adopsi, kamar mandi sekolah, perumahan, dan tempat penampungan tunawisma.

Banyak dari kebijakan ini mencakup pengecualian agama, yang memungkinkan kelompok LGBTQ+ untuk dikecualikan berdasarkan keyakinan agama.

Pemerintahan Donald Trump juga melarang warga trans Amerika untuk bertugas di militer, dan Biden kemudian membatalkan kebijakan tersebut dan menghapus konten LGBTQ+ dari situs web federal. Ia juga menata ulang jabatan utusan khusus untuk hak-hak LGBTQ+, sehingga jabatan tersebut kosong hingga tahun 2021.

Semua referensi tentang kelompok LGBTQ+ telah dihapus dari rancangan pembaruan kebijakan USAID tahun 2020, dan proposal anggaran Trump mengusulkan pemotongan berulang kali pada Rencana Darurat Presiden untuk Bantuan AIDS (PEPFAR).

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *