JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Sebagai pengusaha sukses, Prajogo Pangestu tak lepas dari cita-citanya untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, melalui organisasi yang didirikannya Yayasan Bakti Barito Up. Dana ini mendukung kondisi yang diperlukan agar Indonesia lebih berkelanjutan daripada adil dan memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan bumi. Apalagi Yayasan Bakti Barito telah berpengalaman lebih dari satu dekade dalam pelayanan publik dalam memberikan tanggung jawab, membina potensi manusia, dan peduli terhadap lingkungan.
Pada tahun 2022-2023, Yayasan Bakti Barito bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Garut, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut dan Panas Bumi Star Energy untuk mendukung sekolah peraih Penghargaan Sekolah Adiwiyata. Caranya dengan memberikan pendampingan yang cermat kepada sekolah, sekolah hijau, perbaikan fasilitas sekolah, dan edukasi terkait pengelolaan sampah. Hasilnya, 25 sekolah menerima Penghargaan Sekolah Adiwiyata, dan 14.596 siswa dan guru merasakan manfaat langsung dari program tersebut.
Sementara itu, Program Yayasan Bakti Barito yang berlangsung hingga tahun 2027 bekerja sama dengan BKKBN, USAID, Tanoto Foundation, BCA dan AMMAN Mineral untuk menurunkan stunting melalui program bertajuk “Kemitraan untuk meningkatkan kecepatan mengurangi stunting di Indonesia” (Pasti) untuk melaksanakan ). Program ini mencakup pelatihan bagi petugas kesehatan masyarakat, kampanye kesadaran masyarakat dan peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan dan gizi di daerah terpencil. Program ini menawarkan komitmen sebesar $8,5 juta selama empat tahun ke depan.
Dalam bidang pendidikan, Yayasan Bakti Barito memberikan beasiswa kepada anak-anak pegawai Barito Pacific. Dana tersebut telah didedikasikan untuk perluasan pendidikan sejak 2011. Pada tahun 2018 hingga 2023, Yayasan Bakti Barito menawarkan 76 beasiswa. Hal ini tidak hanya dilakukan untuk meningkatkan prospek perekonomian, tetapi juga untuk mempersiapkan masa depan generasi muda yang sukses.
Terkait ekonomi sirkular, Yayasan Bakti Barito bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Garut dan anak perusahaan Barito Pacific Chandra Asri membangun trotoar plastik untuk menemukan solusi ekonomi sirkular guna mengatasi polusi. Program tersebut berhasil dilaksanakan dengan dibangunnya jalan karet sepanjang 50,2 km periode 2022-2023 dengan sampah plastik sebanyak 431,5 ton. Melalui kemitraan dengan berbagai pihak, Prajogo Pangestu berhasil melaksanakan program-program tersebut, mencapai hasil yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.
Perjalanan karir dan transformasi bisnis Prajogo Pangestu menuju puncak kesuksesan
Prajogo Pangestu, pengusaha sukses Indonesia, mencetak rekor pertama dengan aset hingga Rp 1.000 triliun (US$ 62,4 miliar). Ini menjadikannya perusahaan terkaya di Indonesia. Menurut majalah Forbes, pada tahun 2024 ia akan menjadi orang terkaya ke-23 di dunia dengan kekayaan bersih berbeda dari David Thomson dan keluarga terkaya ke-22 dengan kekayaan bersih $72,2 miliar.
Prajogo Pangestu, lahir pada tahun 1944, merupakan pendiri Barito Pacific Group dan menjabat sebagai Chief Executive Officer PT Barito Pacific Tbk sejak tahun 1993. Peningkatan aset tahun ini seiring dengan naiknya harga saham perusahaannya. Per 17 Mei 2024, PT Petrosea Tbk (PTRO) sebulan terakhir menguat 92,55%, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menguat 38,19%, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menguat Chandra menguat 36,48 persen , Asri Pacific Tbk (TPIA) menguat 34,67 persen dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) menguat 33,98 persen.
Prajogo Pangestu memulai karirnya dari awal sebagai pengelola angkutan umum di Kalimantan, kemudian bekerja di sebuah perusahaan kayu sebelum memulai usaha sendiri dan meminjam modal untuk membuat CV Pacific Lumber Coy. Perusahaan ini berhasil mengembangkan dan mengekspor produknya ke pasar luar negeri seperti Eropa dan Amerika, sehingga CV Pacific Lumber Coy kemudian berganti nama menjadi Barito Pacific Timber.
Prajogo Pangestu memulai karirnya sebagai pengusaha kayu dan memutuskan untuk mengalihkan bisnisnya ke petrokimia dan energi ramah lingkungan untuk keberlanjutan. Langkah ini diambilnya karena menyadari energi berkelanjutan memiliki banyak manfaat penting. Dengan perubahan ini, perusahaan tidak hanya memperkuat posisinya di industri yang sedang berkembang, namun juga berkontribusi terhadap upaya global untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan.
Pada tahun 2007, Prajogo Pangestu memperluas bisnisnya ke sektor lain dan mengubah nama perusahaannya menjadi PT Barito Pacific. Ia membeli perusahaan petrokimia bernama Chandra Asri melalui 70% sahamnya. Prajogo Pangestu juga melebarkan sayap bisnisnya ke industri batubara melalui Petrindo Jaya Kreasi pada tahun 2023. Perseroan akan melakukan IPO di bursa dan akan menjadi langkah penting bagi pertumbuhan bisnisnya. Selain itu, Prajogo Pangestu juga memiliki bisnis panas bumi seperti Barito Renewables dan Star Energy Geothermal.
Selain itu, Prajogo Pangestu juga memiliki PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), perusahaan pertambangan energi, serta PT Petrosea (PTRO), yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, teknik, pengadaan, dan konstruksi. Serta jasa minyak dan gas. Keduanya berkomitmen penuh untuk mengedepankan aspek ESG sebagai kelanjutan strategi keberlanjutan perusahaan. Pada tahun 2023, kekayaan Prajogo Pangestu mencapai $5,3 miliar, artinya pada tahun 2024 kekayaannya akan meningkat 1.047 persen dari tahun sebelumnya.