Hanoi, prestasikaryamandiri.co.id – Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) telah memilih pelatih asal Korea Selatan Kim Sang Sik untuk memimpin tim sepak bola nasional, dalam pengumuman resminya, Jumat (03/05/2024).
VFF mencapai kesepakatan akhir dengan Kim pada Kamis (5/2/2024). Ia melatih timnas U-23 dan tim senior sekaligus.
Untuk menghindari ketidaknyamanan kontrak jangka panjang, seperti yang terjadi pada pelatih sebelumnya Philippe Trousier, kontrak antara VFF dan Kim dibagi menjadi beberapa tahap, tergantung hasil masing-masing kompetisi. Penampilannya di tahun pertama akan dinilai berdasarkan performanya di Piala AFF 2024 dan SEA Games 2025.
Pelatih asal Korea Selatan itu rencananya akan diperkenalkan di markas VFF di Hanoi pekan depan.
Kim, 48, melatih Jeonbuk Hyundai Motors dari tahun 2020 hingga 2023, memenangkan K-League 1 (Liga Korea) pada tahun 2021 dan Piala FA Korea pada tahun 2022. Ia dinobatkan sebagai pelatih terbaik di liga untuk kedua musim tersebut.
Namun, Kim dipecat pada awal tahun 2023 setelah awal yang buruk untuk Jeonbuk, hanya memenangkan tiga dari 10 pertandingan.
Sebagai pemain, ia membuat 59 penampilan untuk tim nasional Korea Selatan antara tahun 2000 dan 2012, termasuk finis ketiga di Piala Asia pada tahun 2000 dan 2007.
Sepak bola Vietnam sukses di bawah kepemimpinan pelatih Korea Selatan Park Han So, yang bekerja antara tahun 2017 dan 2023, membawa Vietnam ke level tertinggi dalam sejarah. Vietnam menempati posisi kedua Piala Asia U23 2018, menjuarai Piala AFF 2018, mencapai perempat final Piala Asia 2019, dan mencapai babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2022.
VFF menandatangani Troussier dengan kontrak tiga tahun pada awal tahun 2023 setelah kepergian Pack. Namun timnas U-23 dan senior menunjukkan hasil buruk, terutama dua kekalahan melawan Indonesia di babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026, yang membuat Vietnam memutuskan kontrak pelatih asal Prancis itu lebih awal.
Vietnam saat ini berada di peringkat ketiga dengan tiga poin dari empat pertandingan, tertinggal tiga poin dari Indonesia yang berada di peringkat kedua, sehingga peluang mereka untuk lolos ke babak ketiga sangat kecil.