Lampung Selatan, prestasikaryamandiri.co.id – Kemajuan teknologi dan era digitalisasi tidak sekadar mengikis budaya tradisional. Faktanya, masih ada masyarakat yang berusaha melestarikan budaya tradisional tersebut agar tidak hilang karena tergerus zaman. 

Hal itu dilakukan mantan dalang kuda di Lampung Selatan yang kini beralih profesi menjadi perajin alat musik gamelan Jawa.

Berbekal kepiawaiannya dalam seni Kuda Lumping, seni budaya asal Jawa Tengah, Suyono mantan Kuda Lumping memilih menghabiskan masa tuanya sebagai perajin alat musik gamelan Jawa.

Pria 70 tahun warga Desa Jati Baru, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan ini memanfaatkan besi tua sebagai bahan baku pembuatan alat musik gamelan.

Suyono memanfaatkan besi yang digunakan untuk membuat alat musik gamelan berupa baja yang digunakan pada truk dan kendang yang digunakan.

Diakui Suyono, keahliannya diperoleh sebagai perajin alat musik gamelan secara otodidak, karena ia sering memperbaiki alat musik saat masih menjadi kuda beban. – (prestasikaryamandiri.co.id/Triyono)

Kepeduliannya terhadap pelestarian budaya tradisional khususnya seni dan budaya alat musik gamelan menjadi alasan Suyono memutuskan untuk meninggalkan profesinya sebagai pawang kuda dan beralih menjadi pengrajin alat musik gamelan pada tahun 2010.

Kini, di kamar dekat dapurnya, dengan dibantu dua orang pekerja, Suyono menghabiskan waktunya dengan bermain-main besi berbagai alat musik gamelan, seperti gong, bonang, kenong, dan seks.

Proses pembuatan alat musik gamelan dilakukan secara manual dengan alat yang sederhana. Suyono membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 15 hari untuk membuat satu set atau set gamelan.

Suyono tidak serta merta menjual alat gamelan buatannya. Namun, ia terlebih dahulu mengujinya untuk mengetahui perbedaan bunyi tiap instrumen gamelan.

Jenis alat musik gamelan yang lebih murah, seperti bonang, dijual seharga 300.000 rubel. Untuk satu set alat musik gamelan kisaran harganya Rp 20 juta hingga 25 juta.

“Kalau yang paling mahal yaitu gong, harganya bisa Rp 2.500.000, minimal Rp 2 juta. Untuk satu set harganya Rp 20 (juta) hingga Rp 25 juta,” kata Sujono saat ditemui di rumahnya. . , Senin (27/5/2024).

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *