Yerusalem, prestasikaryamandiri.co.id – Mantan Menteri Pertahanan Israel (Menhan) Moshe Yaalon, pada Sabtu (30/11/2024), menuduh tentara Israel melakukan genosida di Gaza. Perkataannya menimbulkan kemarahan di kalangan pemimpin Israel.
“Jalan yang kita tempuh adalah penaklukan, penyatuan dan pembersihan etnis,” kata Moshe Yaalon dalam sebuah wawancara di saluran independen DemocratTV.
Moshe Yaalon menjelaskan penilaiannya terhadap pembantaian di Gaza. “Apa yang terjadi di sana? Bukan lagi Beit Lahia, bukan lagi Beit Hanoun, tentara sudah melakukan intervensi di Jabalia dan nyatanya tanah tersebut dibersihkan dari orang Arab (Palestina),” ujarnya.
Jalur Gaza bagian utara, termasuk wilayah yang disebutkan Yaalon, telah menjadi sasaran pasukan Israel sejak 6 Oktober 2024, dengan tujuan mencegah kelompok militan Palestina Hamas bersatu kembali.
Moshe Yaalon (usia 74), adalah komandan tentara Israel antara tahun 2002 dan 2005, tak lama sebelum penarikan Israel dari Gaza.
Dia menjabat sebagai menteri pertahanan dan wakil perdana menteri sebelum mengundurkan diri pada tahun 2016 karena perbedaan pendapat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Itamar Ben Gvir mengatakan, sayang sekali Israel memiliki tokoh seperti jenderal dan menteri pertahanan. Sementara itu, Partai Likud yang dipimpin Benjamin Netanyahu, di mana Moshe Yaalon pernah menjadi anggotanya, mengecam pengumuman tersebut.
Mereka menyebut pengumuman pembantaian di Gaza sebagai “hadiah” bagi ICC dan musuh-musuh Israel.
Pernyataan tersebut merujuk pada Pengadilan Kriminal Internasional, yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan di Gaza.
Perang di Gaza pecah setelah tentara Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023. 1207 orang tewas dalam serangan Hamas ini. Sebagai tanggapan, Israel membunuh 44.382 orang di Jalur Gaza.
Otoritas kesehatan Hamas di Gaza mengumumkan jumlah korban tewas ini dan jumlah ini dapat diandalkan oleh PBB. Pada awal November, sebuah komite khusus PBB menyatakan bahwa tindakan militer Israel konsisten dengan sifat genosida di Gaza.
Israel menolak penilaian PBB mengenai pembantaian di Gaza, dan mengatakan bahwa itu adalah kebohongan bagi Israel.