Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pemerintah berencana mulai melaksanakan program pangan bergizi gratis (MBG) mulai 2 Januari 2025. Berbagai persiapan dan uji coba telah dilakukan. Salah satunya adalah kemitraan dengan peternak seperti pemasok suplemen nutrisi gratis.
Ketua Persatuan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Subendro mengatakan anggotanya menyambut baik program nutrisi gratis tersebut. Nanang menjelaskan, penerapan MBG dapat meningkatkan pendapatan para penggembala.
“Kami menyambut program gizi gratis ini dengan penuh kegembiraan. Karena kami sangat berharap dalam menu yang diberikan kepada 82 juta pelajar ini, minimal ada satu hari yang menyajikan daging sapi setiap minggunya,” kata Nanang kepada Beritasatu com, Senin (16/12). ). /2024).
Lanjutnya, menurut perhitungan PPSKI, jika menunya seminggu sekali dan setiap siswa mendapat daging sapi 30 gram per anak, maka efeknya akan luar biasa.
“Ini lebih dari 700.000 poin. Nilai ekonominya lebih dari Rp 10 miliar,” kata Nanang.
Selain itu, Nanang menjelaskan, program nutrisi gratis memungkinkan peternak menekan biaya pengangkutan hewan sehingga menurunkan biaya.
“Efeknya terhadap kawasan peternakan sapi memang unik. Dengan program ini para peternak sapi tidak perlu berjualan di kota. Cukup di dalam wilayahnya saja. prosesnya panjang,” jelas Nanang.
Dengan adanya program gizi gratis, para petani dapat menekan biaya-biaya yang tidak perlu sehingga dampak ekonomi bagi para petani akan positif.
Dalam pelaksanaan MBG yang akan dimulai awal tahun depan, Nanang berharap pemerintah dapat memberikan insentif finansial kepada para penggembala agar dapat memenuhi kebutuhan program MBG dalam jangka panjang.
Ia menjelaskan, “Petani, khususnya petani kecil, ingin berinvestasi dalam program nutrisi gratis.
Keengganan perbankan untuk menyalurkan kredit akibat kredit bermasalah atau NPL semakin meningkat seiring dengan kerugian besar yang dialami petani akibat wabah BMK di masa lalu.
“Saya yakin program pemerintah seperti gizi gratis harus dikoordinasikan antara program Kementerian Pertanian dan Kementerian Keuangan. Kami berharap Kementerian Keuangan bisa meminta perbankan untuk menyalurkan kredit kepada para peternak,” tutupnya. Nanang.